Saturday, October 6, 2007

ISLAM DAN MUSLIM DALAM PANDANGAN BARAT

ISLAM DAN MUSLIM DALAM PANDANGAN BARAT

Muhammad jamaluddin

Tragedi 11 september 2001 merupakan skenarioo Barat untuk meyakinkan masyakat dunia bahwa islam yang di tuduhnya selama ini sebagai fundamentalis, ekstrimis, teroris, terbukti adanya. Islam yang anti demokrasi, hak asasi manusia (HAM), liberaslisi, modernisasi, dan tuduhan-tuduhan lainnya menjdi senjati ampuh barat untuk mendeskreditkan islam. Hal itu di sampaikan langsung oleh Josh W. Bush pada 16 september 2001 dalam pidatonya menyakatan bahwa ia merupakan kelanjutan dari perang salib yang perlu di waspadai. Maka label “penjahat” dan “ teroris” adalah lebih pantas bagi meraka, kata josh Bush.

Konspirasi Barat bukanlah tidak beralasan. Beberapa alasan munculnya konspirasi itu diantaranya. Pertama, islam politik sebagai tantangan sekaligus pengahlang ruang gerak demokrasi Barat. Pijkan studi kasus revolusi Iran 1979 adalah sebuah gerakan islam politik yang menakutkan Barat. Kedua, peradaban masa depan yang di khawtirkan berada di tangan Islam. Sebagaimana hasil hipotesa tesis Samuuel P. Huntington dalam bukunya, The class of Sivilisation…. Maka perlunya tindakan praktis untuk menghancurkan gerakan Islam secara dini. Ketiga, doktrinitas Islam yang dianggapnya bertentangan dengan logika Barat. Bahakn semenjak munculnya Islam, sudah dianggap musuh baru agama yahudi dan Kristen. Perang salib merupakan bukti nyata dari permusuhan itu.

Menurut Jamal Al Banna dalam bukunya "Sina`atu Al Ada` lil Islam" (membuat permusushan terhadap Islam) halam 62 mengatakan bahwa sebab ketakutan serta kekhawatiran mereka terhadap islam karena beberapa hal : 1. pandangan mereka terhadap peradaban Islam adalah peradaban rigit, stagnan, yang anti pada perubahan.

2. menyimpan kecurigaan (asumsi) bahwa peradaban Islam sangat tidak bersahabat dengan peradaba lain. 3. Islam merupakan ancaman bagi barat. 4. pejuang Islam selalu menggunakan standar akidah dalam percaturan politik dan militer. 5. menolak pluralitas dan peradaban barat tanpa tolerir. 6. ketakutan terhadap imigran muslim yang menempati wilayah eropa. 7. islamophobis berpendampat bahwa, ketakutan terhadap islam merupakan tabi`i yang tidak berpengaruh apa-apa (ini hanya sekedar menhilangkan rasa takut dan kekhawatiran yang melanda dunia barat)

Dalam buku "A`dau hilli al Islamy" Dr. Yusuf Al Qordhowi menerangkan tentang fakor-faktor anti-tesa barat terahadap Islam. Pertama, factor takut kalau Islam (negara-negara Islam) bebas dari cengkeraman Barat, baik dari sisi ekonomi, politik, kekuasan, militir , idiologi dan pemikiran. Kedua, Tendensi dendam. Dimana barat senantiasa melakuakan serangan-serangan terhadap Islam dan dengan kekauatan militernya, namaun tidak membuahkan hasil, bahkan banyak yang berbondong-bondong masuk Islam. Dengan realitas ini Barat senantiasa menyimpan dendam yang tak pernah berakhir. Ketiga, factor gridasi (tamak). Ini berawal dari rasa takut mereka terhadap kehilangan materi kekayaan alam, kekuasaan yang terdapat pada negara-negara Islam. Sebab itu mereka ingin mengorek seluruh kekayaan negara –negara Islam dan menguasainya untuk kepentingan oportunis barat. Dan Fawaz A. Geregs juga melihat bahwa selain kepentingan politik dan idiologi, barat juga ingin menguasai lahan minyak di negara-negara Islam timur tengah. Keempat, factor rasa superioritas dan hegemonitas. Menganggap dirinya memiliki kekuatan dan kekuasaan global yang tidak boleh disaingi oleh siapanpun. Kesombongannya sebagai negara adi kuasa menganggap semua negara-negara yang lain Khususnya Islam harus dibawah kekuasaan dan kekuatanya.

Z.A Maulani dalam Bukunya "mengapa Barat menfitnah Islam" menjelaskan penyebab fitnah barat terhadap Islam diantaranya, ada dendam bawah sadar yang mengalir dari ingatan ketika armada daulah Islamiyah menguasai kawasan laut engah dan pasukan daratnya menyapu eropa mengancam sampai kepintu gerbang Wina Austria. Ada penyakita arogansi kultural Barat yang secara fisik masih mengangkangi hegemoni atas negara-negara dunia ketiga pada umumnya dan dunia islam pada Khususnya. Yang mengagetkan kita, kata ZA Maulani, dibalik itu tedapat keterlibatan gereja kristen yang bekerjka sama dengan gerakan Zionisme internasional, mesiki masing-masing dengan motif dan kepentingan yang berbeda-beda.

Dan lebih tajam lagi Dr. Zaglul Najjar dalam bukunya "Al Islam Wa Al Ghorb fi kitabatil Ghobiyyiin" dalam muqoddimah bukunya menjelaskan bahwa permusuhan itu (antara Islam Vs Barat) sudah bermula pada 14 abad yang silam. Semenjak Muhammad di nobatkan sebagai Nabi dan Rasul sehingga hari kiamat. Sebagaiman yang terdapat dalam Qs. 2:119 – 120. bahkan Dr. Zaglul Najjar menyebutkan permusuhan Islam Vs Barat merupaka perseteruan antra hak Vs Bathil.

Kesimpulan dari intelektual Muslim diatas bukanlah tidak beralasan. kesimpulan serta alasan yang diambil muncul dari pandangan barat itu sendiri terhadap Islam. Seperti yang disinyalirkan oleh beberapa intelektual barat; Bernard Lewis, Samuel P. Huntington, Martin Indyk, Amos Perlmutter, Daniel Pipes, Mortimer Zulkerman, Richard nixon, Walter Mcdougall, Jonathan Paris, Judith Miller, Kirkpatrick, Robert satlof, Carson dan lain-lain.

Penulis tidak mungkin akan mengungkapkan segala pandangan mereka disini. Akan tetapi sebagai contoh dari pandangan mereka terhadap Islam dan muslim seperti apa yang diungkapkan oleh beberapa intelektual barat Berlard Lewis dan Gilles Kepel bahwa demokrasi liberal tidak selaras dengan fundamentalisme Islam maupun dengan Islam itu sendiri.

Samuel P. Huntington dari Universitas Harvard menyatakan: tradisi-tradisi budaya yang mengakar amat dalam membatasi perkembangan demokrasi. Huntington menyinggung Bahwa Islam secara instrinsik tidak demokratis. dan lebih keras lagi Amos Perlmutter mengatakan, watak sejati Islam bukan hanya menolak demokrasi tapi sepenuhnya membenci dan memusushi seluruh budaya politik demokratis; Islam merupana sebuah gerakan revolusioner yang agresif, sama militan dan kejamnya dengan gerakan Bolshevik, Fasis dan Nazi di masa lalu;Islam tidak bisa di damaikan dengan Barat yang kristen dan sekular dan karenya Amerika serikat harus memastikan gerakan ini "dilumpuhkan sejak lahir.

Daniel Pipes terang-terngan menyatakan bahwa "Fundamentalis Islam menentang Barat lebih keras dibanding yang pernah dan sedang dilakukan komonisme. komonisme tidak sepaham dengan kebijakan-kebijakn kita, tapi tidak ada masalah dengan seluruh pandangan kita tentang dunia, termasuk cara kita berpakaian, kawin dan berdo`a. Dan lebih jauh lagi dengan menyerukan bukan hanya penghentian Islamis tapi juga penumpasan dan pembasmian. Ia menuangkannya dalam ungkapan lugas "Islam harus di perangi dan dikalahkan

Robert Satloff dari Washington Institute for near east policy, menganjurkan AS untuk mengambil langkah-langkah aktif guna bergabung dalam pertempuran yang dilakukan pemerintah-pemerintah timur tengah melawan kaum Islamis. AS harus selalu dalam posisi menyerang, walaupun hal ini menjadikan kita mendekati prilaku-prilaku kotor seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang penuh kebencian."bukankah, tambah Satloff, ini "perang kita juga

Menurut Carlson sesudah runtuhnya imperium Uni sovyet, kelompok yang dikenal dengan sebutan the warmakers didalam CFR (the Council for Foregn relation) sebuah lembaga kajian luar negeri Amerika bawa..... selected the far-flung nation of Islam as a replacement for old marxistlenist..... the Red peril has 'greatly abated' to be replaced by a new green peril.

Sebagai tindak lanjut dari pandagan diatas mereka memunculkan istilah-istilah seperti Islam radikal, Islam militan, Islam fundamentalis dan akhirnya teroris Islam yang disebaut sebagai ancaman terhadap "demokrasi" – karenanya, harus dianggap sebagai "musuh dunia beradab".

Ini hanya sebagai sinopsis dari pandangan barat terhadap Islam dan Muslim, agar kita sebagai seorang Muslim tidak terpropokasi dengan wacana yang mereka sebarkan melalui media massa, elektronik, cetak, artikel-artike, buku-buku, acara entertainment teve, industri film, diskusi-diskusi dan seminar-seminar dan lain-lain, sehingga kita tidak terbawa arus oleh konspirasi media barat kemudian menyalahkan Islam dan musli itu sendiri. Mestinya kita senantiasa waspada, mengklarifikasi, serta kritis terhadap segala tuduhan yang dimunculkan oleh Barat terhadap islam. Bukan mala sebaliknya.

Wallahu`lam

Daar Ramses

3 juni 2007

No comments: