Saturday, October 6, 2007

CARA PANDANG TERHADAP AL QURAN

CARA PANDANG TERHADAP AL QURAN

Pertama. Al Quran merupakan kitab Allah Swt yang terdiri dari kalimat-kalimaNya yang di sampaikanNya kepada Rausul Yang terakhir.

Kalimat-kalimat al quran seratus persen bersumber seluruhnya dari Allah Swt lafaz dan ma`nanya yang telah diwahyukan kepada NabiNya Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril. Hal ini disampaikan sendiri oleh Allah Seperti yang dijelaskan didalam Al Quran; inilah suatu Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta di jelaskan secara terperinci yang di turunkan dari sisi Allah yang maha bijaksan lagi maha mengetahui”[1] kemudian dalam ayatNya yang lain Allah Berfirman ; Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar di beri Al Quran dari sisi Allah yang maha bijaksana lagi maha mengetahuai”[2] dan terdapat di dalam firmannya yang lain bahwa Al quar itu memang diturunkan dari diriNYa (Allah) bukan perkataan Muhammad atau Manusia apalgi di buat-buat oleh Jin “Dan kami (Allah) turunkan Al Quran itu dengan sebenar-benarnya, dan Al quran itu telah turun dengan membawa kebenaran. Dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan sebagai pembawa berita gembira dan peringatan”[3] sebahagian Ulama berkata tantang Firman Allah “maka jika di Tanya kepadamu (Muhammad) tentang Ruh, katakankaanlah bahwa ruh itu adalah Urusan Allah”[4] sesungguhnya yang di maksud dengan Ruh yang terdapat dalam Ayaat diatas adalah Al quran. Karena Ayat-ayat sebelum dan sesudahnya berbicara tentang Al Quran. Jadi tidak perlu di ragukan lagi bahwa Ruh (alquran) adalah bersuber dari Allah Swt.[5] Dan menurut Yusuf Al Qordhowi bahwa kata Ruh yang di maksudkan oleh sebahagian para ulama diatas adalah Al Quran, mungkin dapat di justikasi dengan Firman Allah yang terdapat dalam surat An Nahl “Dia menurunkan para Malaikat dengan membawa wahyu dengan perintahNya kepada siapa yang Dia kehendali diantara Ahmaba-hambaNya; yaitu : “peringatkanlah olehmu sekalian, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertaqwa kepadaku”.[6] Kemudian dapat di kuatkan juga dengan Firman Allah dalam Surat Syra` “Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Alquran) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidak mengetahui apakah Al kitab (Alquran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu. Tapi kami menjadikan AL quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus[7]

Dari ayat – ayat Al quran diatas dengan menggunakan cara sudut pandang kita sebagai Muslim tentu meyakini secara total seratus persen bahwa ia (alquran) merupakan kalimat-kalimat Allah yang bukan rekayasa manusia atau Nabi Muhammad yang mengajarkan kitab Al Qura tersebut kepada manusia. Dan Al quran merupaskan ruh Rabbaniyah yang menghidupkan akal pikiran dan hati, serta sebagai Dustur ilahy yang mengatur kehidupan manusia secara individu dan masyarakat.

Keyakinan kita terhadap Al quran sebagai perkataan Allh secara Lafaz dan ma`na, merupkan bukti dari keiman serta keyakinan kita terhadap kitab Allah tersebut, dan dengan timbulnya keyakinan seperti ini, maka kita kita tidak akan meragukan kebanaran-kebenaran yang terkandung didalamya untuk di jadikan petunjuk (hudan), undang kehidupan (dusturul Hayat), tatacara kehidupan (manhajul Hayah), serta sumber ilmu pengetahuan (Manbaul Ulum). Jadi keyakinan serta aplikasi dari Al Quran dapat kita jalankan secara total dan seratus persen seperti keyakinan kita bahwa seluruh kalimat Al quran itu bersuber dari Allah sepenuhnya .

cara pandang bahwa al quran sebagai kitab suci dari alllah merupakan keyakian serta aqidah dalam diri seorang muslim yang tidak ada keraguan di dalamnya. Seperti yang di jelaskan allah sendiri di dalm Al quran "itulah kitab Al quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa".

Jika cara pandang kita berasaskan dalil dari al quran, maka tentu kita tidak akan pernah meragukan eksistensi al quran itu sebagai petunjuk dan way of life. Akan tetapi jika cara pandang kita terhadap alquran dengan gaya berfikir orientalis barat, maka jelas akan menimbulkan banyak pertanyaan besar terhadap eksistensi Al quran. Keraguan akan muncul dari mulai siap yang menulis teks alquran, benarkah ia murni dari Tuhan atau buatan Muhammad? adakah penulisan Alquran pada zaman Ustman itu lengkap sesuai dengan yang asli? Samapi kepada cara menginterpretasikan Al qurn, yang menganggap tafsie ulama klasik tidak dapat di jadikan landasan dalam menafsirkan Al quran, disamping karena dianggapnya sudah basi dan tidak memenuhi kebutuhan masyarakat modern juga dianggapnya oportunis yang sesuai dengan kepentingan pribadi dan sesuai dengan dengan kondisi politik yang ada pada masanya. Sehingga muncullah teori interpretasi alquarn dengan gaya hermeneutika, yang di anggapnya lebih moden da sesuai dengan kebutuhan zaman dan masyarkat, bahkan dianggapnya sebagai tafsir yang objektif dan ilmiyah.dan ironinya pengusung pemikiran orientalisme dari intelektual muslim bukan hanya meragukan al quran sebagai kitab suci bahkan menghujat dan menghantam esensi dari kebenaran alquran itu sendiri.

Cobalah kita berfikir secara jernih dan kritis, ilmiyah dan objektifkah jika seorang mengkaji tentang bumi dan lapisannya denngan landasn ilmu sosiologi anthropology? Atau kajian tentang makhluk hidup dengan landasan ilmu astronomi? Jawabanya tentu tidak, bukan saja ketidak ilmiyahan dan objektif yang terjadi, bahkan tidak ada hubungannya samasakli. Karena dunia fisika mestilah di kaji dari sudut pandang fisika, begitupun dunia biologi mestilah dikaji dari dunia biologi itu sendiri. Islam mestilah dikaji dan di pandang dari sudut pandang islam, al quran juga wajib di pandang dari kacamata alquaran, nabi Muhammad harus di jadikan teladan dalam pandangan islam, ulama sebaai warastatul albiya menurut Al quran dan menjadi pandangan ummat islam.

Cara pandang diaats di bingkai dalam "Islam" secara syumul, dan ianya merupakan cara pandang yang ilmiyah dan objektif.

Kedua,Al quran adalah kitab yang terjaga {mahfuz], yang dijaga sendiri oleh Allah Swt. Seperti yang difirkan Allah Swt "sesungguhnya kami telah menurunkan Al Quran dan kami pulalah yang menjaganya".[8]

Ayat diatas menunjukkan bahwa keaslian kitab Al Quran tidakperlu diragukan, karena penjagaan keasliannya dari Allah Swt. Penjagaan al quran tidak di serahkan kepada seseorang atau pada suatu kaum seperti halnya kitab taurat dan injil yangmana penjagaan kitabnya diserahkan kepada kaumnya. Sebagaiman firman Allah "…disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya".[9]

Penjagaan kitab-kitab oleh kaumnya masing-masing menyebabkan banyaknya tangan-tangan jahil yang merubah kitab-kitab tersebut dari yang aslinya, kemudian mereka berkata, sesungguhnya ini datangnya dari Allah, padahal itu perkataan meraka sendiri, dalam Al quran Allah menjelaskan "…………………………………..

Kepalsuan kitab taurat dan injil bisa dilihat dengan banyaknya kitab-kitab injil yang muncul, dan hingga saat ini orang barat sendiri masih mempertanyakan siapa yang menulis bible {Who wrote the Bible?} by Richard Elliot Friedman, 1987}. Perubahan interpretasi tentang biblepun senantiasa berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman dan keperluan manusia. Pembagian itu dapat lihat seperti berikut yang di kutip dari Sumber informasi Aktifis Pemuda keristen sendiri.[10]

Pembagian Kitab dalam PL sesuai kanon:

Taurat
Terdiri dari 5 kitab: Kejadian, Keluaran, Bilangan, Imamat, Ulangan. Disebut juga Kitab Pentateuch (artinya lima volume). Penulisnya adalah Musa. Kitab Kejadian membicarakan permulaan dari segala sesuatu. Keempat kitab yang lain membicarakan hal permulaan bangsa Israel, sebuah bangsa yang dipilih Allah untuk menyatakan karya keselamatan-Nya bagi seluruh dunia.

Sejarah

Terdiri dari 12 kitab: Yosua, Hakim-hakim, Ruth, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-raja, 2 Raja-raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Ester. Membicarakan tentang jatuh bangunnya bangsa Israel selama kurun waktu sekitar 1000 tahun:

  • Israel menduduki Kanaan.
  • Kebimbangan Israel di masa hakim-hakim.
  • Kebangkitan Israel di masa Saul, Daud dan Salomo.
  • Kerajaan Israel yang terpecah setelah Salomo wafat: Kerajaan Utara, runtuh tahun 722 SM; dan Kerajaan Yehuda, runtuh sekitar seabad setelah itu. Tiga kitab terakhir (Ezra, Nehemia, dan Ester) mencatat sejarah kaum Israel yang tersisa setelah masa pembuangan di Babilonia.

Nyanyian
Terdiri dari 5 kitab: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung. Mereka disebut kitab nyanyian/puisi karena bentuk tulisannya memang demikian. Ciri khusus kitab puisi Ibrani adalah 'sense rhythm' atau pengulangan gagasan.

Nubuatan
Terdiri dari:

  • 5 kitab nabi besar: Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel dan Daniel.
  • 12 kitab nabi kecil: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria dan Maleakhi.

Para nabi ini muncul untuk menyuarakan Firman Tuhan, khususnya di masa pemberontakan, masa kemunduran dan jatuhnya kerajaan Israel dan Yehuda. Para nabi menyatakan tentang penghakiman dan pemulihan bagi dua kerajaan tersebut (Kerajaan Utara dan Yehuda).


Setelah Kitab Maleakhi, di antara PL dan PB (Perjanjian Baru), menjelang kelahiran Kristus, ada masa dimana Allah diam (tidak ada inspirasi) selama 400 tahun.

Pembagian kitab dalam PB sesuai kanon:

Injil
Terdiri dari empat kitab: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Mencatat tentang kehidupan dan pelayanan Yesus selama di dunia. Matius menekankan Yesus sebagai raja, Markus menekankan Yesus sebagai hamba, Lukas menekankan Yesus sebagai manusia, Yohanes menekankan Yesus sebagai Anak Allah. Meskipun keempat penulis mempunyai penekanan yang berbeda-beda, tetapi tulisan-tulisan mereka satu dengan yang lain tetap harmonis.

Sejarah
Terdiri dari satu kitab, yaitu Kitab Para Rasul. Mencatat perkembangan kekristenan setelah kenaikan Yesus.

Surat-surat
Terdiri dari:

  • 14 surat Paulus: Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon, dan Ibrani.
  • 7 surat bukan dari Paulus : Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, dan Yudas.

Kitab Apokaliptik
Terdiri satu kitab, yaitu Wahyu. Kitab ini merupakan kitab terklimaks dalam Alkitab, memberi kita gambaran mengenai masa yang akan datang dan penggenapan sejarah pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali sebagai Hakim yang Agung.

Dan menrut dr Yusuf Al Qordhowi mengatakan bahwa " realitanya dalam mempelajari PL terdapat didalamnya gambaran-gambaran yang menyeramkan, diantaranya : pengkaburan tentang zat ketuhanan, celaan terhadap Nabi, bertentangan dengan akal yang sehat dan kebenaran ilmu penegtahuan, disamping itu terjadi pertentangan antara kitab-kitab perjanjian Lama bahkan terjadi kontradiksi didalam masing-masing kitab itu sendiri. Tapi sikap fanatisme beny israel yang berlebihan (taklid) membuat kita semakin tidak percaya"[11]

Dan pada dasarnya orang barat sendiri mengakuai hal ini. Beberapa penelitian dilakukan oleh ilmuwan Barat sendiri tentang krtidak aslian Pl – dan hali itu sesuatu yang mustahil kitab yang diturunkan Allah kepada Musa. Seorang filosof asal yahudi Isbinuz telah menentag keras terhadap adanya kitab perjanjian Lama, dan suatu hal yang tidak benar jika Pl- khususnya Taurat disandarkan kepada para Nabai. Karena merutnya bahwa penulisan kitan PL 100 tahun setelah kewafata Nabi Musa.[12]

Menurut Richard elliot Friedman dalam bukunya Who wrote the bible, menulis bahwa hingga kini siapa sebenarnya menulis kitab ini masih merupkan misteri. (It is a strange fact that we have never known with certainty who produced the book that has played a cenrtal role in our civilizisation) dan hal ini masih menjadi teka-teki paling tua di dunia (it is one of the oldest puzzles in the world)[13]

Penjelasan mereka tentang kitab yang mereka percayai sebagai kitab yang dianggap suci sangat rumit dan sulit di pahami, bukan saja oleh ummat yang beragam non kristiani dan yahudi bahkan oleh mereka sendiri yang mempercayainya. Lihat saja pengakuan swbagian dari merekaterhdap perjanjian Baru seperti, Dr.W.Graham Scroggie The Moody Bible Institut Chicago, salah satu lembaga penginjilan yang paling berpengaruh didunia dalam menjawab pertanyaan : Is The Bible Word Of God? (Apakah Bibel Itu Firman Tuhan) pada sub bab bukunya yang berjudul : It is Human, Yet Divine ( Bible bersifat manusiawi, sekaligus bersifat Ilahiyah) Halaman 17 mengatakan : “Yes, the Bible is human, thougt some, out of a zeal which is not according to knowledge, have denied this. Those books have passed through minds of men, are written in the language of men, were penned by the hand of men, and bear in the style the caracteristic of men” ( Ya, Bibel bersifat manusiawi, walaupun beberapa orang telah menyangkalnya, karena kebutaan pengetahuannya. Kitab-kitab tersebut telah berkembang melalui alam pikiran manusia, ditulis oleh tangan manusia dan dalam bahasa manusia, serta menurut gaya yang khas manusiawi. Tokoh kristen lainnya, Kenneth Cragg , seorang uskup Gereja Anglikan di Yerusalem, dalam bukunya The Call Of Minaret halaman 277 mengatakan: Not so the New Testament...there in condensation and editing: there is choice, reproduction and witness. The Gospel has come through the mind of Church behind the authors. The represent experience and history.” ( tidak demikian halnya dengan kitab perjanjian baru...pada kitab ini terdapat pemenggalan-pemenggalan dan editing, terdapat penyeleksiam, reproduksi dan kesaksian. Dengan demikian ajaran injil telah muncul dalam alam pikiran gereja melalui para pengarangnya. Mereka menulis pengalaman dan sejarah).

Perjanjian Baru (the new testament) di kalangan teologi kristen masih mebuktikan problema yang dihadapi. Dua pakar Yahudi, Israel Finkelstein dan Neil Asher silberman tahun 2002 lalu menulis buku yang penulis kutip dari majalah Islamia[14]: the bible Unearthed : Archaelogy`s new vision of ancien israel and the origin of its sacred texts. Isinya memberikan kritik yang tajam terhadap berbagai data sejarah dalam hebrew bible. Profesore Bruce M. Metzger, Guru besar bahasa perjanjian Baru di princenton Theological seminary, menulis beberapa buku tentang teks perjanjian baru. Salah satu bukunya yang berjudul : The text of the new twstamen: Its Transmission, corruption, and restoration (Oxford University press, 1985), menunjukan problematika teks yang serius. Dalam pembukaan bukunya yang lain berjudul "A textual commentary on the greek new testamen", metzger mejelaskan adanya dua kondisi yang selau dihadapi oleh interpreter bible , yaitu, 1. tidak adanya dokumen Bible yang oirginal saat ini dan 2. bahan-bahan yang adapun sekarang ini bermacam dan berbeda satu dengan yang lainnya.[15]

Dalam bukunya metzger seperti yang penulis kutip dari tulisan Adian Husasini[16] bahwa the new testament yang asalanya berbahasa Yunani (greek) itu mengalami problema konofikasi yang rumit. Banyaknya manuskrip meyebabkan keragaman versi bible teks tidak dapat dihindari. Hingga kini ada sekitar 5000 manuskrip teks bible dalam bahasa Greek yang bebeda satu dengan yang lainnya. Cetakan pertama the new testament bahasa greek terbit di basel pada 1516, disiapkan oleh desiderius erasmus. (ada yang menyebut tahun 1514 terbit the new testament edisi greek di spanyol). Karena tida ada manuskrip yang lengkap, ersmus menggunakan berbagai versi bible untuk melengkapinya . untuk kitab wahyu (revelation) misalnya ia gunkan versi latin susunan jeremo, vulgate. Padahal teks latin itu sendiri memeiliki keterbatasan dalam mewakili bahasa greek. "Although the latin language is in general very suitable for use in making a translation from greek, there still remain certain features which can not be expressed in latin" ( padahal, pada umumnya bahasa latin itu sangat sesuai untuk menerjemahkan bahasa greek, tapi perlu di ingat ada beberapa roman yang tidak dapat di ekspresikan dengan bahasa latin).

Memang bahasa bible menjadi salahsatu sebab peting timbulnya persoalan makna –makna dalam teks itu dan sudah tentu interpretasinya. Tahun 1519, terbit edisi kedua teks bible dalan bahasa yunani. Teks ini digunakan oleh martin luther dan willian tyndale untuk menerjemahkan bible dalam bahasa jerman (1522) dan inggris (1525). Tahun-tahun berikutnya banyak terbit bible dalam bahasa greek yang berbasis pada teks versi byzantine. Antara tahun 1516 sampai 1633 terbit sekitar 160 versi bible dalan bahasa greek. Dalam edisi geek ini dikenal istilah textus receptus (teks yang disepakati) yang dipopulerkan oleh bonaventura dan abraham Elzevier. Namun edisi inipun tidak berbeda dengan 160 versi lainnya. Meskipun sekarang telah ada kanofikasinya, tetapi menurut metxger, adalah mungkin untuk menghadirkan edisi lain dari the new testament "the way is open for the possible edition of another book or epistle to the new testament canon" (jalan masih terbuka memungkingkan terbitnya edisi atau tulisan-tulisan (tambahan-tambahan) baru dalam the new testament). Jadi karena Bible asli tidak ditemukan maka teks standas untuk membuat berbagai versipun tidak ada. Problema teks bible ini diperparah lagi oleh tradisi kependetaan (rabbanic tradition) yang memeberikan kuasa agama secara penuh kepada gereja. Dan dari sinilah sebebenarnya akal permasalahanya, kenapa bible nenerlukan hermeneutka.

Dengan adanya pernyataan-pernyataan diatas masih perlukah kita menambah argumentasi yang membuktikan kebenaran pendapat kita bahwa bibel itu bukan firman Tuhan. Tetapi para misionaris yang profesional-bahkan setelah mengetahui kebusukan ajaran agamanya terkuak –dengan bertopeng tembok tebal dan berada ditengah bayang-bayang keraguan, mereka tanpa malu berusaha meyakinkan para pendengarnya bahwa Bible itu firman Tuhan yang tak diragukan lagi. Cara mereka memutar kata-kata sungguh hebat.

Dengan bahasa manusia yang paling jelas beberapa pakar teolog diatas menyatakan bahwa Bible itu hasil karya manusia. Sementara umat Kristen tetap bertahan untuk mengatakan bahwa ia adalah firman Tuhan.

kitab-kitab sebelumnya yang penjagaannya di serahkan kepada ummatnyamasing-masing sehingga menyebabkan timbulnya tangan-tangan jahil manusia yang menggores tinta pada lembaran lembaran berdasarkan inspirasinya sndiri kemudian mengaku bahwa ia adalah firman Tuhan yang di ilhamkan kepadanya. Sehingga tidak heran puluhan bahkan ratusa orang yang berlomba-lomba menulis kitab {injil dan taurat} dengan firman yang berbeda dan semuanya mengaku bersunerkan ilham dari Tuhan. dan problema tekas Bible di dunia Barat hingga hari ini belum terselesaikan.

Sejarah Al quran sangat berbeda dengan sejarah yang terjadi pada bible. Al quran emiliki sejarah tersendiri dimana proses kodivikisai Al Quran telah bermula semnjaka Al Quran itu turun kepada Rasulullah yang dikuatkan dengan hafalan Arsulullah Saw yang didengar oleh malaikat jibril serta hafalan oppara sahabat yang didengarkan oleh Rasulullah Saw. Dan allah Swt telah menjaga Al Quran itu setelah diturunkannya sebagaimana firmanNya "

Artinya "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya"[17] dimana para Mufassir menfsirkan bahawa ayat dari Firman Allah Swt "dan kami pulalah yang menjaganya" adalah penjagaan dari penyelewengan, penambahan dan pengurangan karena kmi jadikan ia (alquran) sebagai mu`jizat lebih jelas dari perkataan manusia, dan tidak ada seorang yang pintar yang dapat merubah segala ketetapan yang ada didalamnya. Imam Qusyairi berkata "taurat diturunkan, dan penjegaannya diserahkan kepada bani Israel, kemudia mereka menyeleweng, serta menggantikannya. Kemudian diturunka Al Quran dan menyatakan bahwa Dialah (Allah Swt) sendiri yang akan menjagnya dimana penjagaanya dengan para Huffaz (yang dapat menghafal Al Quran itu) dan hati orang-orang yang menhafal Kitab sucinya adalah gudang sebagai tempat penjagaan kitabNya itu. Dimana penjagaan kitabnya dijaga dan dengannya menyebarlus kitaNya itu.[18]

Kemudian ibnu Athiyah berkta "sebagaimana dalam friman Allah Swt 'mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya,[19] beberapa ulama mengatakan bahwa mereka telah merubah lafaz-lafaz yang sebenarnya, dan hal itu bisa saja terjadi dadalm kitab Taurat karena mereka (bani Israel) yang menjaganya, dan hal itu tidak mungkin terjadi didalam Al Qur`an karena Allah sendiri yang mememelihanya[20]. Dan dalam tafsir Al Qosimy menjelaskan tentang ayat Allah Swt"dan kami pulalah yang menjaganya" (دلالة على دوا م الحفظ ) menunjukan selamanya tetap dalam penjagaanNya[21]

Shekh Muhammad Al Amin Al mukhtar Al Jakny Al Sanqoty menafsikan ayat diatas dangan Ayat Al Quran itu sendiri (Tafsir Al Qur`an bil Quran). Beliu mengatakan "ayat yang mulia ini menunjukan bahwa Dia (Allah) yang menurunkan Al Quran dan dia pulala yang menjaganya dari penambahan dan pengurangan didalamnya maupun perubahan dan menukarnya (dengan Ayat-ayat lain) sebagai penjelasan dari ayat ini Allah berfieman dalam ayatNya yang lain "...dan sesungguhnya Al Quraan itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.[22] Kemudian dalam Ayat Al qur Allah Berfirman "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya."[23] Kemudian beliau berkata, dan inilah makna yang sebenarnya dari ayat ini[24] (Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharany).

Imam Ibnu Katstir dalam tafsirnya juga menjelaskan tafsir dari Ayat ini bahw Allah Swt, menurunkan Al Quran itu dan dia pulalah yang nejganya dari pengantian dan penukarnnya terhadapnya"[25], kemudian Imam Al qurtubi dalam Tafsirnya menjelaskan maksud dari ayat diatas bahwa "penjagaan Allah Swt terhadapnya (Al Qur`an) adalah dari penambahan dan pengurangan didalamnya. Qotadah berkata 'Allah memelihara dari penambahandari kebathilan dan penguranagn dari kebenaran, dan allah senantiasa menjaganya. Berbeda dengan (kita-kitab) sebelumnya yang penjagaanya diwakilkan kepada Ummatnya (bani Israel) kemudian mereka mengantinya dan merubahnya"[26]

Berdasarkan dalil firman Allah Swt dan argumentasi dari Tafsir para ulama mufassirun diatas, sangat jelas sekali bahwa Al Quran adalah kitab suci yang diharus diyakini Ummat islam dengan keasliannya. Dan keyakinan ini akan membentuk cara para pandang kita terhadap kaslian al qur`an itu sehingga tidak terdapat keraguan sedikitpun dalam diri seorang musliam baik dari sisi keimanan mamupun dari sudup pandang intetelektual.

Namun demikian, untuk membuktikan keaslian Al Quran bagi orang-orang yang mendahulukan akal pikir4annhya, bahkan orang yang sengaja ingin menghancurkan Islam, berusaha memunculkan sejarah merah Ummat Islam, khususnya percatran politik setelah kewafatan Rasulullah. Mereka ingin mencarai kesalahn-kesalahan yang dialami ummat Islam pasca-kewafatan rasulullah Saw. Khususnya masa kodivikasi Al Quran priode Ustman Bin Affan. Mereka menganggap bahwa itu semuanya adalah kemauan Ustman.

Tuduhan ini bukan saja tidak ilmiah akan tetapi lebih dari nagwur, sebab alasan untukmenguatkan argumentai yang di lontarkan sangat tidak ilmian dan argumentatif, karena hanya dilihat dari sisi olitiknya saja. Tetu penilain ini sangat subjektif, apalagi kodivikasi Al Qur`an dikait-kaitkan dengan pergolakan politik dan kepimimpinan Ustman, maka tentu akan banyak menimbulkan keraguan dan kasalahan interpretasi tentang kodivikasi al Quran yang telah di lakukan oleh Ustman Bin Affan.

Untuk menjawab tuduhan-tuduhan itu penulis berusaha sebatas kamampuan untuk mencoba menjelaskan sejarah pengumpulan Al Qura`an semenjak diturunkan wahyu yang pertama atau dari periode Rasulullah Saw samapai periode Ustman Bin Affan. Dan siapa saja yang menjadi panitia pengumpulan Al Quran itu. Serta kapebilitas intelektual yang mereka miliki.



[1] Qs. Hud ayat 1

[2] Qs. An Naml 6

[3] Qs. Al Isra` 105

[4] Qs. Al Isra` 85

[5] Lihat, Dr. Yusuf Al Qordhowi, Kaifa nataamal maal Quran, Dar Al Syuruq Kairo 2005, hlm 19

[6] Ibid.

[7]Qs. As Syura 52

[8] Ali Imran………..

[9] Al maidah ayat 44

[10] Sumber informasi pemuda keristen, 17 Februari 2007

[11] Dr Yusuf Al Qordhowi, Kaifa nataaman……………… hlm 29

[12] ibid

[13] Husaini Adian, Majalah Islamia, thn I No. 1/ MUHARRAM 1425 H hlm 8

[14] Ibid

[15] Ibid hlm 8-9

[16] ibid

[17] Qs Al Hijr ayat 9

[18] Imam al alamatu abil abbas ahmad ibnu Muhammad bnu huday ibnu ajibah al hasny, bahrul majid fi al tafsiril qurn, darul kitabul ilmiyah, 2005, jld 3 hln389

[19] Qs. Al Baqorah ayat 75

[20] Ibid Imam al alamatu abil abbas ahmad ibnu Muhammad bnu huday ibnu ajibah al hasny……

[21] Al Imam Al Allamat Muhammad Jamaluddin Al Qosimy, Tafsir Al Qosimy Al Musamma, Muhasinu Al Ta`wil, Darul Hadist 1424 H/2003 M, jld 6 hlm 342

[22] Qs. Fushilat ayat 41-42

[23] Qs. Al Qiyamah 17-19

[24] Shekh Muhammad Al Amin Al mukhtar Al Jakny Al Syanqoity, adhwa`ul Bayan Fi idhohil qur`an bil Qur`an, Darul Hadist Kairo, 1426 H/2006 M, jld 3, hlm 82

[25] Imam Ibnu kathir, Tafsir Quranul Azim, daarul Ghoodil Jadid Egypt 1427 H/2006 M jld 2 hlm 513

[26] Imam Al Qurtubi, Tafsir Al Qurtubi, Maktabah taufiqiyah kaior, jld 10 hlm 5-6

No comments: