Wednesday, March 17, 2010

SEJARAH BANGUNAN PEMIKIRAN DAN PERADABAN ISLAM (I)

Jika ditinjau secarakritis dan mendalam, sebenarnya pemikiran islam itu muncul semnjak Rasulullah Saw, diutus bhakan sebelum Nabi Muhammad diangkat oleh Allah Menjadi Nabi dan Rasul, sebagai justifikasi dari argmentasi diatas bisa dilacak misalanya dalam sejarah Islam yang menceritakan perjalanan Rasululah Swa, sejak dari kecil hingga beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul , sebagai bukti dan cooperative study antara pemikiran Islam yang dibawah oleh Nabi dan pemikiran sebelumnya adalah yang berkaitan dengan pandangan tentang ketuhanan, dan kehidupan , bahkan dalam hal yang lebih terperinci pemikiran Islam memiliki pandangan tersendiri tentang perempuan .
Penulis ingin membagi dua periode besar penyebaran methodology pemikiran Islam yang dilakukan oleh rasulullah Saw, Pertama periode Makkah, vase ini adalah vase pembentukan Public opini masyarakat, sejarawan islam sering menyebutnya dengan vase sebelum kenabian (qoblal Bi`stah), kedua, vase pembentukan pemikiran dan ketiga, vase pembentukan cara pandang . Keduanyanya merupakan vase setelah keRasuan (ba`dal Bi`stah). Yang kedua adalah periode Madinah, periode yang merupakan vase realisasi pemikiran dan cara pandang islam. DR. Ali Muhammad Muhammad as-Sholabi mengatakatan bahwa vase ini adalah pembentukan konstutisi dalam bentuk Negara Islam . Kedua periode ini memliki keterkaitan erat dalam pemikiran dan cara pandang Islami.
A. Masa Raululullah (Periode Mekkah)
Para sejarawan Islam sering menulis, bahwa periode Mekkah adalah periode dakwah akidah, sebagai asas dari kayakinan. Pada periode ini juga rasulullah membentuk kader-kader yang tangguh untuk mengemban amanah dakwah dari Allah Swt yang siap berjuang dengan harta jiwa dan raga mereka. bagaimanakah method dakwah Rasulullah Saw, kepada kaumnya sehingga mengahsilkan kader-kader yang tangguh di mekkkah?. Penulis akan mebagi tiga vase methodology dakwah Rasulullah Saw dalam bentuk cerita dan analisa.
a) Vase pembentukan opini Masyarakat
Sejak awal diutusnya Nabi Muhammad sebagai Rasul yang terakhir dengan membawa ajaran Islam yang memiliki konsep dan tradisinya sendiri. Memberikan pencerahan kepada manusia yang sedang dalam kegelapan dan kejahilan yang sangat. Ditengah kehidupan manusia yang buas dan liar, ditengah maraknya perjudian, perzinahan, minum-minuman keras, tumpahan darah dan maksiat yang lainnya.
Pemikiran manusia Arab yang berkembang pada saat itu yang kuat adalah raja sedang yang lemah menjadi mangsa, perempuan adalah pemuas hawa nafsu yang tidak memiliki derajat di mata masyarakat, kebebasan adalah sebebas-bebasnya yang tidak menganut aturan tuhan, bahkan Tuhan itu sendiri terbentuk dari benda-benda yang tidak bernyawa.
Kehidupan sosial masyarakat jahiliyah Arab menjadi beberapa tingkatan, yaitu tingkatan para penguasa, tingkatan orang-orang kaya dan yang ketiga tingkatan orang-orang miskin. Bagi orang-orang yang berkuasa, mereka menggunakan kekuasaanya untuk memakan orang lemah, sementara yang kaya menikmati kekayaannya tanpa belas kasihan kepada orang-orang papa dan melarat, kehidupan gurun padang pasir dan gunung bebatuan di Mekkah membentuk karaktreristik masayarakat Mekkah menjadi ganas dan liar.
Sementara masyaakat china yang berada di kawasan luar Arab memposisikan perempuan kedalam lubang yang hina, dan memberikan tempat kerja yang hina kepadanya, kelahiran anak laki-laki merupakan karunia Tuhan yang sangat mulia, sementara anak perempuan adalah susutau yang tidak diharapkan kelahirannya. Masyarakat india menjadikan perempua sebagai budak yang bertugas di Kasur, masyarakat yunani yang memiliki peradaban, perempuan tidak memiliki peran apa-apa dalam membangun peradaban, perempuan hanya di simpan di dalam rumah-rumah mereka.
Beberapa hari sebelum kelahiran Nabi, Abrahah dan pasukannya datang ingin menghancurkan Ka`bah, sebagai simbol penentangan terhadap millah Ibrahim. Andaikan Allah Swt, tidak mengahcurkan pasukan-pasukann Abrahah itu maka tentu ajaran yang berlambang salib itu akan menyebar di tanah Mekkah dan kita tidak mengetahui bagaimana nasibnya Muhammad. Jika demikian halnya Sejak awal agama Kristen sebenarnya membawa missi ingin menguasai wilayah Arab dan sekitarnya.
Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah, di tandai dengan cerahnya Mekkah, dan di tengah kehidupan manusia bergelimang dosa, lahirlah pahlwan tanpa jasa di tengah kegersangan spritual, kemerosotan akhlak, kerancuan pemikiran dan kehilangan orienatsi, ia bernama Muhammad Bin Abdillah seorang anak yatim beketurunan bangsawan ingin membawa obor pencerahan, menyirami hati yang sedang gersang, menghibur yang gelisah, membantu yang lemah, menghormati yang tua, meyayangi yang kecil, bersikap toleransi, ia benar-benar-benar membawa pemikiran baru, yang di sebut dengan pemikiran Islam.
Sejak kecil Beliu telah mengalami kepahitan hidup, menghadapi perjuangan hidup, melintas rintangan, berinteraksi dengan jujur dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga ia di kenal dengan al-amin (orang yang jujur), ia memiliki sifat amanah yang tinggi, lembut, dan cerdas, sehingga membuat semua orang yang melihatnnya merasa sayang kepadanya. Kakeknya selalu tidak memperkenankan paman-paman Nabi untuk duduk di tempat duduknya. Tetapi kalau saja nabi duduk di tempat itu, maka sang kakek tidak pernah mengusisrnya atau memarahinya. Jika ada pamannya yang mengusirnya maka sang kakek itu sendiri yang membelanya dengan kata-kata : biarkanlah cucuku itu duduk disana, sebab dia memiliki sesuatu yang agung.
Menganjak remaja beliau di percaya menjdai pengembala kambing kepunyaan penduduk Mekkah, dengan mendapat upah, ia menjalani pekerjaan itu selama beberapa tahun dengan penuh amanah dan sabar, semenjak dii belaiu sudah hidup mandiri, tidak seperti anak-anak yang sebaya dengannya. Ia tidak terpengaruh dengan pergaulan teman-teman sepermainannya, beiau tidak pernah mengikuti orang-orang yang menyembah berhala, tidak pernah ikut makan sesajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala itu, tidak pernah meminum minuman khamar dan bermain judi. Belu tidak suka berkata keji dan mencaci maki. Kepribadian dan pemikirannya telah di bentuk oleh Allah Swt, sejak kecil. Sehingga beliau benar-benar memiliki konsep snediri dalam bekerja, berfikir dan berkarya bahkan berteman sekalipun. Belaiu tidak terkontaminasi dengan kondisi masyarakat sekitar dan pemikiran yang berkembang.
Sejak berusia baligh, Beliau dikenal sebagai anak yang bijaksana, memiliki daya fikir yang semakin tajam, hal ini terbukti dalam peristiwa hajr Aswad, tembok-tembok Ka`bah rusak karena bencana alam, untuk itu penduduk kota Mekah sepakat untuk mengadakan rehabilitasi. Semua pekerjaan perbaikan pada mulanya berjalan lancar, akan tetapi ketika memasang Hajr Aswad, timbullah perselisihan , siapa yang berhak melakukannya. Karena setiap kabilah merasa dia yang paling berhak, maka memuncaklah pertikaian anatar mereka, namun pada akhirnya capai pada kesepakatan bersama, bahwa yang berhaka mengambil dan meletakkan hajar Aswad ialah orang yag paling duluan memasuki Ka`bah esok harinya. Dan ternyata Nabi Muhammad Saw, adalah orangnya. Oleh karena beliu paling duluan memasuki Ka`bah dari pintu bani Syaibah, maka semua orang menyatakan setuju dan rela merima semua keputusan dan kebijsanaan Nabi Muhammad. Di turunkannya batu Hitam itu diatas selandanngnya yang sengaja di bentangnya, lalu kemudian meminta kepada seluruh kepala kabilah untuk memanggang sudut selendang dan terus mengangkatnya secara bersama-sama. Setelah sampai dimana hajar Awad mesti di letakkan, beliupun segera mengangkat dan memasangnya di temapt yang sudah di sediakan. Kebijaksanaan Nabi membuat semua pihak puas, sehingga pertumpahan darah tidak terjadi.
Kepribadian Nabi Muhammad ini tidak secara langsung membentuk pemikiran masyarkat Mekkah pada saat itu, walaupun Nabi tidak menyatakan pemikiran itu dalam bentuk lisan dan tulisan, Namun kepribadiannya telah menjadi pusat perhatian Masyarakat dan menajdi pemikiran yang berkembang dalam kehidupan social masyarakat Qurays Mekkah. Kepribadian belaiu menjadi tema diskusi hangat masyarakat Mekkah baik kalangan tua maupun muda.
Sejak berusia Muda beliau sudah di kenal oleh Msayarakat sebagai bisneeman yang jujur, dermawan, supel dan tepat janji, memiiki kepribadian yang menyenangkan dalam interaksi social. Ini pulalah yang menyebabkan Kahdijah, saudagar kaya raya itu member kepercayan penuh kepada Nabi Muhammad untuk ikut memperdagangkan barang-barang jualannya ke kota Basrah bersama-sama dengan Kafilah-kafilah dagang lainnya yang biasa berangkat sekali setahun. Kepoloson, kejujuran dan sifat amanahnya membuat khadijah jatuh cinta kepada Nabi dan menyatakan cintanya itu dengan meminangnya, menyatakan siap menjadi isteri Nabi. Nabi menyambut cinta Khadijah dengan menikahinya. Semanjak itulah Kahdijah menjadi Isteri Nabi sekaligus pendukung dakwah nabi, khadijah sebagai isteri yang setia senantiasa memberikan semangat kepada Nabi untuk tetap kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan, khadijah memang benar-benar sayang pada kekasihnya Muhammad Saw.ungkapan kasih sayang Kahdijah kepada Nabi ketika beliau menerima wahyu yang pertama, Nabi meminta isterinay untuk diselimuti, lalu Khadijah menyelimutinya dan berkata “jangan merasa takut, demi Allah kamu tidak akan dihina Allah selama-lamanya. Bukankah engakau selalu menjaga tali kasih sayang dengan sesama, selalu membela orang-orang yang lemah, membantu orang-orang yang kesusahan, engkau menghoramti tamu dan selalu membela kebenaran.
Di tengah hiruk pikuk masyarakat mekkah yang gemar dengan hidup berfoya-foya, menikmati kehidupan dunia yang fana, belomba-lomba mencari harta kekayaan dan kedudukan, Nabi Muhammad menyepi di gua hira, gua yang terletak di sebuah bukit di bilangan timur-laut kota itu, disanalah beliau selama satu blan merenungi kebesaran dan kekuasaan Allah swt, sehingga turun wahyu yang pertama.
Sejarah kepribadian Rasulullah Saw sejak kecil hingga sebelum menerima wahyu yang pertama selain membentuk cara berfikir masyarakat Makkah jahilyah pada saat itu terhadap kehidupan secara global, yang berkaitan interaksi social kemasyarakatan, kejujuran, keikhlasan, dapat dipercaya, kasih sayang, tolerasni saling menghormati dan lain-lain, dan yang paling penting adalah berkaitan dengan keyakinan, dimana beliau menunujukan sikap tidak ikut partisispasi dalam menyembah Tuhan yang di sembah oleh orang-orang Quraiys Mekkah pada saat itu. tingkha laku dan sikap Nabi Muhammad Saw, juga membentuk gaya berfikir seorang Muslim setelahnya, dimana sikap jujur, adil, kasing sayang, tolersansi dan saling menghoramti dan yang lainnya merupakan asas muamalah dalam interaksi social bermasyarakat walaupun dalam pluralitas masyarakat beda adat, kulit, satatus bahkan Agama. Namun demikian Nabi Saw juga tidak menjual keyakinannya hanya karena ingin bersikap tolerasnsi kepada masyarakatnya yang menyembah berhala untuk ikut serta menyembah tuhan yang mereka sembah. Dapat di fahami bahwa, toleransi yang berakitan dengan social kemasyarakatan adalah keharusan, akan tetapi dalam hal-hal yang berkaitam dengan Aqidah dan keyakinan adalah suatu hal yang dilarang.