Saturday, October 6, 2007

epistemik pemikiran Islami

EPISTEMIK PEMIKIRAN ISLAMI

Oleh : Muhammad Jamaluddin

Islam sebagai agama yang sempurna Qs….. memiliki karakteristik tersendiri. Baik dalam level eksoteris maupun dalam level esoteris.

Dalam level eksoteris diantaranya yang berhubungan dengan fremawork berfikir yang telah dibentuk oleh Islam secara Islami. Sehingga jelas titik perbedaan karengka kerja pemikiran islami dengan pemikiran-pemikran yang lain, seperti pemikiran kristiani, hindu, budha dan pemikiran Barat secara global.

Perbedaan itu dapat dilihat dari beberapa sisi seperti dari perbedaan ontologi, epistemologi, aksiologi, methodologi (manhaj), view (al Tassawwur), persepsi (Al Mafahim) serta orientasi (Al Ghayah) yang terdapat dalam pemikiran Islam yang sangat beerbeda dengan pemikiran-pemikiran yang lain.

Karena perbedaan-perbedan inilah para ulama-ulama mutaqoddimin sangat menyadari perlunya membentuk fremawork pemikiran Islami sehingga tidak terjadi tumpah tindih ( overlap), campur aduk (takhlith) antara pemikiran Islami dengan pemikiran-pemikiran yang berkembang pada saat itu. Maka proses de-islamisasipun dilakukan sebagai responsif dari pemikiran-pemikran yang masuk kewilayah islam. Sehingga perkembangan pemikiran tetap relevan dengan islam itu sendiri.

Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, Ibnu Rust telah meletakkan landasn dasar pemikiran Islami. Alkindi misalnya, menjelaskan tentang tujuan seseorang mempelajari filsafat. Filasfat yang dibaginya menjadi filsafat teori (al Nazru) dan filsafat aplikati (amal). Adapun yang dimaksud dengan filsafat teori menurut al kindi adalah metode berfikir untuk mencapai kepada kebenaran (Al Haq). Sedang yang filsfata aplikasi (amal) adalah merealisaskan kebenaran itu dalam bentuk ekspresi (amal perbuatan). Yang lebih menarik dalam filsafat Al kindi mengkembainkan anatara cinta (al mahabbah) tatanan (nizhom) intelektual (al aqlu) dan spritual (Al qolbu). Antara akal dan hati adalah satu-kesatuan yang tidak terpisahkan dalam proses berfikir.

Menurt pemikiran Al Farabi dimana filsafat sangat berkaitan erat dengan Agama (Al Din), pemikiran dan wahyu. Sebab itu dalam filsafat Al Farabi kenabian adalah landasan paling penting dalam Islam. Hal itu karena seluruh pengajaran Islam bersuber dari wahyu, dan Nabi tidak mengajarkan kecuali apa yang telah diwahyukan kapadanya. (Qs. Al Najm 1-8). Sebab itu seorang pemikir bagi Al Farabi harus tetap selaras dengan Isalm. Ibnu Sina dalam filsafatnya sangat menjujung tinggi moral (Akhlaq). Dan Akhlak sangat berkaitan erat dengan Agama, sebab itu Akhlak bagi Ibnu Sina adalah proses menuju kebahagian Dunia dan Akhirat.

Imam Al Ghozali lebih detai menjelaskan landasan pemikiran Islami, dapat diringkas pertama, Argumentasi rreasearch epiris. Kedua, argumentasi lgika atau akal. Namun demikian AlGhozali sangat menyadari keterbatasan Akal. Ketiga, keyakinan atas kebenaran yang mutawatir. Empat, ijtihad. Dengan perangkat ilmu-ilmu yang mapan. Lima, berdasarkan teks Syar`i. Dan filosof Islam yang dikenal di dunia Barat dengan sebutan Averros (Ibnu Rusd) menjelaskan tentang peran filsafat yang tidak lebih dari melihat realitas yang wujud dan dapat mengambil i`tibar darinya sekaligus dijadikan sebagai justifikasi adanya pencipta dari keberadaan realitas wujud tersebut. Sebab itu dalam pemikiran Ibnu Rusd relevansi antara hikmah dan Syariat, filsafat dan agama, kecerdasan akal dan kesholehan Iman adal;ah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.

Muhammmad Al Ghozali menjelaskan dalam bukunya "laisa Minal Islam" bahwa pemikiran Islami itu adalah buatan orang muslim yang memiliki kapeblitas intelektual dan iman dalam Islam berdasarkan kesepakatan, sebab itu bedakan antara "pemikiran Islam" dengan "pemikiran Islami". Perbedaan-perbedaan itu dapat diringkas sbb:

Pertama, pemikiran Islami adalah hasil ijtihad dari soerang muslim sedangkan "pemikiran Islam" adalah wahyu ilahi yang hukum-hukumnya telah jelas atau dijelaskan oleh Rasulullah Saw. Kedua, "pemikiran Islami" selalu mengahsilkan (pemikiran) yang baru sesuai dengan perkembngan realitas yang ada dan tidak terlepas dari keterbatasan didalamnya. Dan adapun "pemikran Islam" memiliki Kitab yang tidak terdapat kebatilan didalamnya (qs. Al Fushilat 42). Ketiga, pemikiran Islam tidak terlepas dari kesalahan dan kekeliruan sedang "islam" ma`sum dari semuanya itu.

Namun keduanya memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lainya, dimana "pemikiran Islam" adalah wahyu ilahi dan "pemikiran Islami" sebagai orang (muslim) yang menerjemahkan wahyu itu dalam bentuk pengajaran Akhlak dari generasi ke generasi agar tetap sejalan dengan Islam itu sendiri. Dan ilmu yang dimilkinya menjadikan mereka beriman kepada islam, dan merepresentasekan iman itu dalam bentuk amal perbuatan yang diridhoiNya.

Secara ringkas Muhammad Al Ghozali menarang Karakteristik "pemikiran Islami" itu adalah pemikiran sesui dengan Al Quran dan Sunnah Rasulullah Saw.

Dr. Yusuf Al Qhorodhowi menjelaskan Karakteristik "pemikiran Islami" dalam bukunya "Al Aqlu Wal Ilmu fil Qur`anil Karim", sbb:

  1. menepis Zhon (sangkaan) dalam urusan keyakinan (imaniyah)
  2. tidak mengikuti hawa nafsu dan perasaa dalam majal ilmu penegtahuan
  3. jauh dari taqlid buta terhadap orang-orang sebelumnya
  4. Tunduk kepada pandangan akal yang sesuai dengan Al Qur`an dan sunnah
  5. tidak menerima suatu pendapat tanpa bukti dan argumentasi

Dr. Abdul Karim Hamidi-Al Jazairy Menjelaskan deskriosi fremawork pemikiran Islami sebagai Berikut: pertama, dalam mebangun landasan berfikr hendaklah didasairi dengan Argumentasi (dalil) yang benar, sehingga mencapai rasa kepuasan secara intelektula dan spiritual (ketenangan Hati). Kedua, menghindari prejudice dan dugaan. Ketiga, terhindar dari keinginan hawa nafsu. Empat, menyatulan antara Wahyu dan akal.

Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan para ulama diatas dapatlah mungkin penulis simpulan bahwa Pemikiran Islami menghasilkan ketundukkan dankepatuhan dari seorang muslim terhadap robNya secara reflektif terungkap dari mulutnya ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار ketika melihat keajaiban penciptaan Allah dan fenomena Alam raya ini, dan taanpa proses berfikir panjang mengucapkan, subhanaka {mahasuci engkau ya Allah} yang telah mencitkan ini semua.dan hindari ami dari siksa nerakaMU.

ciri khas pemikiran dan cara pandang islami yang di jelaskan dalam Al Quran…. Seusngghnya dalam penciptaan lanit dan Bumi dan pergantian siang dan malam sebagi bukti dan tanda bagi orang-orang yang befikir….. ayat selanjutnya Allah menjelaskan kareteristik orang-orang yang benar-benar berfikir yaitu, dalam kondisi bendirinya, duduknya, tidurnya senantiasa mengingat Allah, dan berfikir tentang penciptaan langit dan bumi, dan dari proses berfikirnya menghasilkan ketundukan dan berpasrah diri kepada Allah Swt.(سبحانك فقنا عذاب النار ) . Allah A`lam

Daar Ramses

13 januari 2007

No comments: