Sunday, June 21, 2009

OBAMA`S SPEECH, MEMBAWA PAHAM SEKULARISME DAN PLURALISME AGAMA

Paham sekularisme dan pluralisme keinginan Barat terhadap dunia Islam, bukan saja dalam wacana dan pemikiran akan tetapi dalam bentuk kebijakan politik praktis. Mereka mengiginkan agar Islam sebagai agama tidak terlibat dalam dunia politik. Bagi Barat keterlibatan Islam dalam politik menghasikan fundamentalisme, terorisme, anti demokrasi barat dan anti Amerika.
Pidato Obama di Cairo tidak bisa hanya di kaji dari strategi politik luar negeri Amerika terhadap Negara-negara di dunia, Negara-negara Islam Khsusya, akan tetapi perlu juga di telaah dari sisi visi inteletual yang berbentuk wacana dan pemikiran untuk di sebarluaskan kepada ummat islam dunia. Waca itu adalah sekularisme dan pluralism agama.
Setelah Obama memtuskan bahwa pesan untuk Ummat Islam dunia akan diampaikan di Cairo, Obama menetapkan mimbar ceramanhya di Kubah Universitas Cairo, sebuah universitas yang diaggapnya modern. Koran mingguan Adab Mesir menulis kritikan sebagai ungkapan penyesalan, kenapa pesan obama tidak disampaikan dari mimbar Muhammad Abduh, manara universitas al-Azhar sebagai Pusat pemikiran dan Peradaban Islam.
Pilihan Obama Universitas Cairo sebagai mimbar sejarah bagi Ummat Islam sangat tepat sesuai dengan keinginan Amerika terhadap dunia Islam, missi sekularisme adalah missi Universitas Cairo. Koran al-Hayah memuat berita Jâmi`atul Qâhiroh… mahdul `ilmâniyah wal isthinâratul Masri ( Universitas cairo adalah tempat semai paham sekularisme dan pencerahan Mesir). Dalam Koran itu memuat beberapa alasan Uiversitas kairo dijadikan mimbar Khitob Obama, selian tepatnya yang strategis juga dilihat dari perannya di dunia politik, pemikiran bahkan juga estetika. Salah satu pembesar Negara (Mesir) ketika meresmikan Universiatas cairo pada tahun 1908 mengatakan “ilmu itu tidak beragama” sebagi bantahan dari ungkapan ahmad Zaki bak (salah satu pendiri Universitas) pada suatu presentasinya tentang keagungan Islam.
Pada 9 Maret 1932, Hamad Luthfi As-Sayyid, Retor Universitas Kairo mengusung kebebasan berfikir dan methodology sebagai protes atas pengasingan Thoha Husain, yang pada saat itu salah satu dosen adab. Pengasingan Thoha Husain di sebabkan karena bukunya yang kontrovesir as-Syi`rul Jahili (syi`ir jahiliya) yang terbit pada tahun 1926, yang isinya memuat keraguan terhadap Islam.
Rektor Universitas Kairo, Abul gahar berkata, : universitas Cairo masih tetap komitmen dengan missi dan undang-undangnya yang sekuler, hanya saja sekarang dari bentuk struktur kepengurusannya diatur oleh pemerintah, dekan-dekan fakultas dan pengurusnya di tentukan oleh pemerintah, sementara Mahasiswanya mayoritas Muslim”. Abul Ghar sangat bangga dengan menjadikan universitas Kairo sebagai mimbar presentase obama untuk Ummat Islam, ia melanjutkan, pilihan Obama atas Universitas Kairo disebabkan karena dua hal, pertama, universitas kairo adalah universitas sekulaer yang tidak bersimbol agama, kedua, universitas kairo adalah universitas Modern pertama di timur tengah. Abul Ghar menyebutka beberapa alumni universitas tersebut, diantaranya adalah yaser Arafat (ex perdana menteri palestina), Najib Mahfuz yang pernah meraih Nobel bidang adab tahun 1988, nasir hamid Abu Zaid yang tidak di sebutkan oleh beliu.
Missi Obama menguatkan missi sekuler Universitas Cairo, dengan menyebrkan wacana kepada Ummat Islam bahwa univesitas kairo adalah universitas modern.
Dari hal inilah dapat kita simpulkan bahwa, Islam yang dinginkan oleh Obama dalam pidatonya adalah islam ala universitas kairo yang sekuler, islam ala yasir Arafat yang tunduk epada keinginan Amerika dan kepentingan Israel, islam ala pemikiran nasr hamid Abu Zaid yang liberal yang diasingkan dar Mesir karena pemikirannya yang kontroversi dari beberapa bukunya, seperti buku Naqd Hithob ad-Adini (kritik teks agama) dan Mafhumunnas (pemahaman teks), begitu juga Najib Mahfud, soeorang Novelis liberal mesir.
Selain sekularisme, obama membawa misi pluralism agama, dalam pidatonya Obama menguatkan pemikirannya dengan menggabungkan ayat-ayat al-Qur`an, Injil,dan Thalmud bahkan pada awal pidatonya dengan mengucapkan salam Islami (assalmualaikum Wr. Wb) kemudian pada akhir pidatonya dengan bermohon kepada Tuhan (yesus, karena dia beragama Kristen), …..”Thank you, and may God`s peace be upon you”
Dalam kasus palestina khususnya Jerusalem (al-aqsho) sebagi Holy land, obama melihat dari perpektif tiga agama, Islam, Yahudi, Kristen dan tempat bagi anak-anak Abraham, ia melihat semuanya masing berhak untuk memiliki tanah suci ini, dalam ungkapannya “……when the Holy land of three great faiths is the place of peace that intend to be; When Jerusalem is a secure and lasting home for Jews and Cristia and Muslim, and Place for all of the children of Abraham to mingle peacefully together as in the story of Isra` when Moses, Jesus and Muhammad (peace be Upon him) joined in prayer.
wacana diatas, sebenarnya tanpa disadari oleh Ummat islam akan mengikis keyakinan dan pandangan seorag Muslim tehadap Jerusalem (al-Aqsho) sebagai tempat suci Ummat Islam dalam sejarah dan keyakinannya. Masjid al-Aqsho yang merupakan kiblat pertama ummat Islam sebalum Ka`bah adalah idiologi Ummat Islam yang tidak bisa di tukar dengan slogan toleransi dan perdamaian. Sebenarnya permasalahan yang kurang dipahami oleh Ummat Islam hari ini adalah selain keinginan Israel menguasai wilayah Palestina adalah ingin merebut Holy Land (al-Aqsho) dari tangan Ummat Islam dan ini pula yang di perjuangkan oleh HAMAS hingga hari ini. Dalam teologi Yahudi di perjanjian lama di sebutkan bahwa Palestina adalah The Promised Land (Tanah yang dijanjikan), bisakah Obama merubah Idiologi Yahudi?
Bagi Ummat Islam harus tetap memperkuat pandangan dan keyakinannya tentang Jerusalam (al-Aqsho) bahwa hal itu bukan hanya sekedar persolan legalitas berdirinya Negara Israel dan palestina tapi juga merupakan pandangan yang berdasarkan idiologi Islam. Yusuf al-Qoradhowi dalam bukunya al-Quds Qodhiyatu Kulli Muslim (al-Quds adalah persoalan seluruh ummat Islam), beliau dalam bukunya berkta “Yahudi tidak berhak merebut al-Quds dan Palestina”, belaiu menuangkan beberapa alasan sebagai berikut, diantaranya :
1. Dalam keyakinan dan pandangan setiap muslim, al-Quds adalah kiblat yang pertama dalam sejarah , dimana Rasulullah dan para sahabatnya telah menghadapkan wajahnya sejak diwajibkan sholat pada tahun ke 10 dari kerasulan Muhammad atau 3 tahun sebelum hijrah ke Madinah, sehingga Allah Swt, menganjurkan untuk mengarahkan wajah ke Ka`bah sebagaimana dalam firmanNya.
Artinya “Dan dari mana saja kamu (keluar), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu (sekalian) berada, Maka Palingkanlah wajahmu ke arahnya”. (al-Baqrah 150)
Madinah merupakn bukti sejarah dalam bentuk struktur bangunan masjid yang disebut dengan masjid qiblatain.
2. Al-Quds merupakan bumi Isra` dan Mi`raj, dimana Allah Swt, menjdikankanya sebagai tempat destinasi akhir isra` Mi`raj dan langhkah awal menuju mi`rajnya Rasulullah Saw, sebagaimana Allah Swt berfirman didalam al-Quran,
Artinya “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.(al-Isra` 1)
3. Al-Quds merupakan tempat tinggi ketiga dalam pandangan Islam, setelah Mekkah dan Madinah. Mekkah dimuliakan Allah dengan masjidil Haram, Madinah dengan Masjid Nabawi dan palestina dengan Masjid al-Aqshonya.
Rasulullah Saw bersabda,
لا تشد الرحال الاّ الى ثلاثة مساجد : المسجد الحرام والمسجد الاقصى و مسجدى هذا
Artinya, “tidak berpergian jauh kecuali ke tiga masjid yaitu, Haram, Masjidil al-Aqsha dan Masjidku ini (masjid Nabawi)”.
Allah Swt telah menjelaskan dalam al-Quran tentang kemuliaan Masjidil al-Aqsha dengan berkah yang dilimpahkan, sebelum berdirinya Masjid Nabawi, bahkan beberapa tahun sebelum hijrah.
Penjelasan al-Quran dikuatkan dengan hadist Rasulullah yang menunjukan kemualian dan keutamaan masjidil al-Aqsha.. sebgaimana dalam sabdanya,

الصلاة فى المسجد الاقصى تعدل حمسمائة صلاة فى غيره من المساجد ما عدا المسجد الحرام والمسجد النبوىو, سئل, أى المساجد بنى فى الارض اول ؟ قال, المسجد الحرام, ثم أى ؟ قال المسجد الاّقصى
Artinya “sekali Sholat di Masjidil al-Aqsha sama nialainya dengan lima ratus kali sholat di Masjid-masjid yang lain, selain masjidil Haram dan Masjidi Nabawi, Rasulullah ditanya, masjid manakah yang pertama kali di bangun? Beliau menjawab, Masjidil haram, kemuadian ? Beliau manjawab, Masjidil al-Aqsha”.

4. Bumi Palestina adalah tonggak jihad dan kesatuan Ummat Islam.
Rasulullah Saw, bersabda
لا تزال طائفة من أمّتى على الحق ظاهرين لعدوّهم القاهرين الاّ ما اصابهم من لاواء حتّى يأتى أمر الله وهم على ذالك "قالوا : و اينهم يا رسولالله ؟ قال : بيت المقدس و أكناف بيت المقدس
Artinya “senantiasa ada sekelompok ummatku yang menang dalam kebenaran yang mengalahkan musuh-musuhnya, mereka hanya mendapatkan tekanan (intimidasi) sehingga hari kiamat, mereka bertanya : dimana mereka wahai Rasulullah? Rasul menjawab : di baitul Maqdis dan sekitarnya”.
Wallahu a`lam.