Sunday, February 25, 2007

PERADABAN ISLAM Versus BARAT DALAM ANALISIS

PERADABAN ISLAM Versus BARAT DALAM ANALISIS
Analisa global epistemologis, ontologis dan aksiologis.
Oleh : Muhammad Jamaluddin*

Prolog

Peradaban adalah fenomena yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan Manusia secara individu dan masyarakat kolektif, bahkan dunia. Karena sejarah Manusia adalah sejarah peradaban itu sendiri.
Semenjak diciptakannya Manusia yang pertama Adam As, Allah Swt. telah mengajarkan Nabi Adam dengan Ilmu pengetahuan
yang merupakan asas dari sumber segala peradaban kemudian diikuti dengan kasus penyelewengan Adam As dan Hawa kepada Allah Swt.
adalah menunjukkan salah satu karateristik peradaban Manusia, sehingga mereka (Adam dan Hawa) diusir dari surga karena ketidak taatan sekaligus balasan atas keingkarannya; kemudian sejarah selanjutnya adalah kasus Kabil dan Habil yang juga merupan gambaran sebuah peradaban Manusia.
.

Pengaruh Iblis terhadap Adam dan Hawa
merupakan sebuah benturan peradaban sekaligus pergantian peradaban dari komunitas yang lebih berpeadaban (surga)
kepada pembentukan peradaban baru (Dunia)
dalam kehidupan Manusia . karena itu pergantian peradaban dalam sejarah kehidupan Manusia merupakan suatu keniscayaan dan telah menjadi Sunnatullah dan sunnatul kauniyah (fenomena Alam) yang tentu semuanya tidak terlepas dari ekspresi manusia untuk menghasilkan sebuah ketentuan.

Berkembangya sebuah peradaban seiring dengan jalannya perkembangan zaman dan kehidupan Manusia . seperti peradaban Yunani, Mesir kuno, India, Parsia, China yang terkikis punah dengan datangnya peradaban Islam sehingga keruntuhan kerajaan Islam Abad ke-17, sehingga proses tranformasi ilmu pengetahuan ke Barat sangat drastis . denganya dapat melahirkan sebuah peradaban baru yang di ketahui sebagai era pencerahan Barat (enlightenment) serta peradaban barat.
Pergantian peradaban juga pergantian sebuah konsep dari peradaban itu sendiri, dan menentukan sebuah pandangan hidup (worldview) dari sebuah peradaban . Seperti peradaban Yunani sebelum islam memiliki konsep serta pandangan hidup yang beda dengan peradaban yang dibawa oleh Islam, yang walaupun ada sebagaian yang diambil oleh Ummat Islam untuk di jadikan sandaran dalam ilmu pengetahuan, seperti di bidabng Falasafah, pembangunan infrastrukrur dan lain-lain, tapi itu semua dimasukan dalam konsop atau fremowork Islam; begitu juga munculnya peradaban Barat yang tidak terlepas dari peradaban Islam, bahkan hampir semua lini peradaban barat adalah hasil curian dari peradaban Islam, tapi mereka memiliki konsep serta pandangan hidup yang berbeda. Artinya substansi dari peradaban Islam dimasukkan dalam konsep mereka yang sesuai dengan pandangan hidup mereka.

Perbedaan konsep serta pandangan hidup (worldview) dalam sebuah peradaban juga menimbukan kontroversi definisi khusus tentang peradaban itu sendiri. Seperti definisi khusus atau konsep peradaban Islam berbeda dengan Barat. Dan inilah yang disebut oleh Samuel Huntungton sebagai “Benturan Peradaban”
yang menimbulkan konflik dan saling pengaruh mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
Konrtoversi definisi peradaban dalam tataran teori dan praktis dalam kehidupan manusia secara global disamping disebabkan oleh konsep dan pandangan hidup juga karena perbedaan tatacara- kehidupan dan kebudayaan dalam suatu masyarakat yang heterogen dan inilah yang di sebut sebagi peradaban Singular
, dan kumpulan dari entitas masyarakat menjadi sebuah peradaban adalah peradaban Plural
, dan peradaban yang dapat mempengaruhi peradaban dunia secara global adalah peradaban universal
.

Berperadaban adalah baik dan tidak berperadaban adalah buruk. konsep peradaban menjadikan sebuah tolak ukur yang dapat dijadikan acuan dalam memberikan penilaian terhadap berbagai dinamika kehidupan Masyarakat, yang selama abad XIX orang-orang Barat Eropa banyak melakukannya melalui upaya-upaya intelektual, diplomatis dalam mengelaborasi kareteria non-Barat atau Eropa yang dapat mereka anggap sebagai “Masyarakat yang berperadaban”.
Pada saat yang sama orang berbicara masalah peradaban plural. Hal ini berarti adanya suatu penolakan terhadap suatu peradaban yang dirumuskan oleh sebuah pandangan hidup (wordview) atau suatu yang lebih dari itu , dan sebuah asumsi yang menyatakan bahwa terdapat tolak ukur tunggal bagi apa yang disebut sebagi ‘berperadaban’ tersimpul dalam kata Brundel “untuk sebuah privelege dari sekelompok orang atau ‘elite’ tertentu sekalipun terdapat berbagai bentuk peradaban singular; namun ia telah kehilanngan sebagai identitasnya dari sebuah peradaban dalam pengertian plural dapat saja disebut sebagai ‘tidak cukup berperadaban’ dalam konteks singular”.
Pengakuan barat (eropa) atas dirinya sebagai negara Yang “berperadaban” sesuai dengan definisi serta krateria yang dirumuskan oleh mereka sendiri dan memaksa masyarakat global untuk mengikuti definisi, krateria yang mereka inginkan. Kemudian dengan teori pengaruhnya mengekspose semua keinginan itu denga media sabagai bukti justifikasi pengakuan publik.
Keberanian Barat dalam menyusun ciri-ciri negara berperadaban setelah abad ke 17
. Abad ini merupakan revolusi ilmu pengetahuan Eropa, serta proses transformasi ilmu pengetahuan Islam ke Barat. Padahal selama berabad-abad lamanya barat mengalami kegelapan ilmu pengetahuan yang disebut dengan priode kegelapan barat (the dark Ages)

Definisi peradaban

Peradaban dalam setiap Masyarakat memiliki ciri-ciri serta konsep yang berbeda. Karena itu dalam setiap masyarakat juga memiliki bahasa yang berbeda seperti dalam bahasa Arab disebut Al Hadhoroh dan dalam bahasa inggris disebut Civilization. Dan keduanya memiliki kesamaan secara definisi global seperti dalam bahasa Arab secara Lugawy Al Hadhoroh bermakna peradaban
, dan di dalam Lisanul Arab, Al hadhoroh adalah kebalikan dari sikap primitif dan kebiadaban serta dari kejelekan-kejelekan. Dan ia merupakan fase tingkatan perkembangan Manusia
.
Dalam istilah, peradaban (Al Hadhoroh) adalah sebuah realitas pembangunan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kesenian yang terjadi pada setiap generasi dan pada setiap masyarakat yang memiliki karateristik tersendiri, dan perubahannya tergantung ekspresi manusia yang terlepas dari sikap primitif
.Definisi yang lain juga peradaban adalah : pengenalan globalitas ilmu pengetahuan, etika kehidupan, serta kesenian dan lain – lain yang dapat membangun manusia dalam satu komunitas masyarakat
.

Sedang di dalam bahasa inggris perdaban di sebut civilization, secara bahasa bermakna : proses peradaban dalam satu negara dan penduduknya yang telah mencapai taraf kemajuan dan perkembangan peringkat budaya, moral, dan pemikiran yang tinggi
.Dan menurut devinisi Samuel P.huntington peradaban adalah : “entitas kultural, pandangan hidup manusia, nilai-nilai, norma-norma, instusi-institusi, dan pola pikir yang menjadi suatu yang terpenting dan terwariskan dari generasi ke generasi
.Bagi Broundel, peradaban adalah sebuah wilayah-wilayah kultural” Sekumpulan karekteristik dan fenomena kultural
. Wallerstein mendevinisikan peradaban sebagai “Seperangakat pandangan dunia, kebiasaan-kebiasaan, struktur- struktur (sosial), dan kebudayaan tertentu (baik kebudayaan material maupun kebudayaan yang lebih tinggi) yang membentuk corak kesejarahan dan menjadi ada (jika tidak terlalu bersifat simultan dengan keberadaan fenomena-fenomena yang lain.
.
Sebuah peradaban menurut Dawson adalah produk dari “suatu proses tertentu dari kreatifitas budaya sebagai hasil karaya dari sekelompok orang atau masyarakat tertentu”. Sementara bagi Durkeheim dan Maurs adalah”suatu corak”, wilayah moral yang melingkupi sejumblah bangsa dengan kebudayaan masing-masing yang hanya menjadi satu bentuk tertentu dari keseluruhan. Bagi Spenyel peradaban adalah suatu kebutuhan yang niscaya, yang niscaya dari satu kebudayaan… keadaan yang paling kentara dan arti fisial dari berbagai corak manusia yang berkembang… sebuah kesimpulan, suatu yang telah menjadi dan telah mendahului sesuatu, yang sedang menjadi. Kebudayaan merupakan tema umum dalam kaitan dengan setiap rumusan peradaban
.

Dari arti secara bahasa serta defenisi global tentang peradaban, tidaklah jauh berbeda, baik yang di lakukan oleh intelektual muslim, maupun oleh sejarawan barat,keduanya memiliki determinasi serta deskripsi yang sama bahkan memiliki triminologi yang sama.
Namun demikian, suatu perbedaan dan persamaan tidak bisa hanya di lihat dari satu sisi, atau tidak hanya dari sudut pandang bahasa serta defenisi. Tapi juga perlu dari sudut pandang yang lain terutama dari perspektif konsep, epstimologis, ontologis maupuin asiologis. Karena sudut panadang dasar dan asasi adalah menentukan metode aplikasi serta teriminologi dari peradaban itu sendiri.
Maka perlu sekali mengkaji esensi dan karateristik peradaban dan kebudayaan barat yang kini menjadi fenomena yang perfasif dalam cara berfikir ummat islam. Dalam hal ini Hamid Fahami Zarkasi berkata : “Esiensi kebudayaan (peradaban) barat yang berasakan pada Filsafat itu perlu di bedakan dengan perdaban islam yang berlandaskan kepada agama Islam yang berasal dari wahyu. Perbedaan Islam dan barat perlu di lakukan secara konsisten, agar dapat mengenal asal usul suatu konsep dan pemikiran, untuk mengetahui proses ilmiah selanjutnya
.
Sangat jelas seklali dari penjelasan di atas bahwa konsep yang berbeda akan mengahasilkan sudut pandang yang berbeda. Dan dalam tataran Ilmiah memiliki perbedaan referensi serta dalam tataran aksiologi mempunyai perbedaan orientasi serta terminologis.

Peradaban Islam

Seperti yang dijelaskan sebelumya bahwa munculnya sebuah peradaban semenjak diciptkannya manusia yang pertama, kemudian diikuti dengan periode perubahan setiap zaman dan generasi seperti peradaban Yunani, Parsia, cihna, india, mesir dan lain-lain kemudian disusul oleh peradaban Islam yang dapat merubah peradaban-peradaban sebelunya.
Pioner utama pembangun peradaban Islam adalah Nabi Muhammad yang memiliki kekuatan spiritual, intelektual, akhlaknya yang mulia. Dengan akumulasi kekuatan-kekuatan ini dapat mempengaruhi manusia seluruh Alam untuk bersikap beradab dan berperadaban. Peradaban yang dibangun oleh rasulullah mencakup semua lini dan unsur dalam setiap keperluan manusia dalam kehidupan, sehingga tidak heran jika seorang penulis Barat Michael H. Hart meletakan Nabi Muhammad pada posisi teratas dan nomor satu yang paling berpengaruh dalam sejarah kehidupan Manusia
. Pengaruh Nabi Muhammad semenjak diutusnya sebagai Rasul hingga saat ini dan bahkan yang akan datang.
Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan argumentasi kenapa Nabi Muhammad Saw. Diposisikan sebagai tokoh yang sangat berpengaruh dalam membentuk sebuah peradaban manusia, yang dapat mengalahkan tokoh-tokoh yang lain seperti Nabi Isa, Aristoteles, Plato Dan lain-lain; diantaranya adalah , limitasi waktu dan zaman yang begitu panjang dalam menguasai peradaban Dunia, kemudian peradabannya menembus terotorial wilayah dan lapisan masyarakat yangmana hal seperti ini tidak pernah ada dalam sejarah peradaban sebelumnya, seperti china, yang hanya dapat mempengaruhi wilayah china dan sebagai kecil negara-negara di sekelilingnya, atau india yang juga budayanya tidak menggelobal, maupun peradaban yunani dan lain lain. Dan yang paling penting adalah kontribusi Islam dalam menentukan serta menpengaruhi peradaban setelahnya seperti peradaban Barat yang kita kenal saat ini, yang memang banyak mewarisi peradaban Islam yang di Baratkan. Anwar Jundy berkata “Islamlah yang membawa perubahan”
. Barat sebenarnya hanya memodifikasi sesuatu yang sudah ada sesuai dengan pandangan hidup mereka lantas kemudian membuat legalisasi tanpa malu-malu bahwa ia adalah “produk Barat”, kemudian memunculkan sebuah teori pengaruh publik dengan multi-media untuk mendapatkan justifikasi masyarakat global bahwa ia adalah suatu hal yang baru yang diciptakan Barat. Padahal hampir semua referensinya bersumberkan dari Islam.
Hamid Fahmi Zarkasyi dalam tulisanya berkata “memang tidak dapat di pungkiri kebangkitan kebudayaan Barat tidak dapat dilepaskan dari pengaruh peradaban Islam, khususnya di abad pertengehan”
. Dan proses tranformasi ilmu pengetahuan dan pemikiran Islam yang membentuk peradaban Barat melalui karya terjemahan filosof Muslim pada abad ke 8 dan 9 kedalam bahasa latin. Dan Ia merupakan bukti sejarah yang tidak dapat dipungkiri oleh sejarawan orientalis Barat yang mengkaji kronology sejarah Islam secara obyektif dan murni.

Islam memiliki pandangan hidup sendiri serta memiliki konsep khusus bagi ummat Islam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Konsep serta pandangan hidup Islam sangat jelas dalam setiap lini kehidupan Ummatnya. Karena itu definisi peradaban Islam secara khusus adalah menurut dan berdsarkan fremowork serta wordvew Islam, berbeda dengan peradaban Barat, dimana kebudayaannya sangat rentan dan selalu berubah sesuai dengan perubahan respon masyarakat global. Hal ini menunjukkan unconsistesion Barat dalam memegang pandangan sebuah hidup. Menurut Pref. Dr. Amier Al Roubaie “ ‘peradaban Islam sudah di tetapkan oleh agama’. Perbedaan makna kebudayaan (peradaban) bagi dunia Barat dan Islam sangat mendasar; ‘di Barat Agama adalh bagian dari budaya, sendangkan Islam, budaya di definisikan oleh agama”.
Artinya segala aktiftas kehidupan tidak dapat dipisahkan dari agama, ianya sama seperti hubungan antara subjeck dan objeck, teks dan konteks, karena Agama adalah standar dari sebuah nilah sebuah kebenaran dalam berekspresi.

Adapun definisi islam menurut Muhammad Husein Abdullah adalah “sekumpulan presepsi tentang kehidupan menurut sudut pandang Islam”
. Prespsi tentang kehidupan yang di maksudkan adalah yang berbentuk prilaku atau yang menyangkut masalah Akidah, akhlak , baik akhlak kepada Allah yang diaplikasiakannya dalam bentuk ubudiyah seperti Sholat, Zakat, Puasa dan laia-lain maupun antarsesama makhluk (manusia),dalam bentuk etika sosial kemasyarakatan dalam semua lini aktivitas atau akhlak beriteraksi dengan alam, seperti menjaga orijinalitas Alam yang tidak merusakannya tanpa ada rasa tanggungJawab sebagai Khalifah.
Sedangkan kehidupan menurut sudut pandang Islam “adalag seluruh presepsi yang dilakuaknan serta yang dihasilkan oleh kaumuslimin yang berasaskan kepada doktrinitas Islam baik dari sisi Fiqh, undang-undang yang mengatur kehidupan politik, ekonomi, pendidikan dan yang lainya.

Peradabana Islam menurut Anwar Jundy adalah “pemebebasan Manusia dari khurafat (magic), mitos serta pembebasan penyembahan terhadap Makhluk seperti api, dan penyembahan terhadap binatang atau ingkar terhadap hari pembalasan baik dan buruk, mengharamkan apa yang telah di haramkan dan menghalalkan apa yang telah di halalkan, bunuh diri, serta mengankat martabat wanita dan mengembalikan manusia kepada fitrah”.

Pengembalian fitrah yang di maksudkan oleh anwar jundy adalah penyembahan terhadap Allah sesuai dengan pengakuan manusia semenjak dilahirkan di bumi

Definisi anwar Jundy sangat relevan dengan paradigma sejarah sebelum datanganya peradaba Islam, seperti peradaban Yunani yang berkembang dari sisi ilmu pengetahuan di bidang falsafah, diamana selalu mendahulukan akalnya karena tidak punya sandaran konsep yang fudamental. Filosof yunani seperti plato, Ristoltels, mengannggap bahwa peredaran Alam ini adalah almiyah dan azaliyah, sehingga segala sesuatu terlepas dari kekuasaan Tuhan sebagai pencipta alam itu sendiri, sehingga yang terjadi adalah ketimpangan antara hubungan teologis dan humanis rasionalis.
Jelas sekali epistemology definisi peradaban Islam yang memiliki orientasi kepada kesempurnaan manusia yang mencakup masalah teologis, humanis, sosiologis antropologis dan naturalis, yang tidak hanya melihat pysik akan tetapi juga metafika, tidak saja subjeck tapi juga object, fenomena tapi juga noumena, bukasn hanya teks tapi juga konteks. Demngan ini akan menghasilkan pemahaman yang sempurna yang melingkupi seluruh seluruh aspek kehidupan manusia. Dan dengan landasan inilah Ummat Islam membangun sebuah peradaban yang pernah menjadi catatan emas dalam sejarah.

Epistemologi peradaban Islam

Sesuatu peradaban agar dapat dikatakan beradab mestilah memiliki konsep epistemology yang jelas, sehingga dalam perjalanannya memiliki pandangan hidup yang jelas serta terminology yang yang jelas pula. Ats landasan yang jelas inilah manusia tidak hanya mengikuti perjalanan serta perubahan dan perkembangan dalam sebuah peradaban pada setiap zaman tanpa memahami tujuan dari peradaban itu sendiri.

Peradaban islam yang dibentuk oleh rasulullah memiliki fremework yang asasi dimana terlepas dari pengaruh pandangan hidup yang tidak sesuai dengan ajaran dan ketentuan Islam, seperti peradaban yunani dan peradaban mesir kuno. Hal ini bukan berati peradaban sebelum islam dibuang secara total, akan tetapi mengambil yang sesuai dengan pandangan hidup dan konsep dasar Islam dan diletakkan pada bingkai islam. Inilah manfaatnya memiliki konsep dasar, metode asasi, serta memiliki bingkai yang membatasi dari campur aduk, tumpangtindih (overlap) antara hak dan yang bathil. Dengan demikian yang terjadi adalah mempengaruhi sebuah peradaban bukan terkontaminasi dengan budaya yang ada, bukan terpengaruh oleh globalisasi tetapi mempengaruhi globalisasi, bukan terpengaruh oleh modernisasi tapi dapat memberi pengaruh kepada modrnisasi itu sendiri. Dalam kata lain, kita boleh saja memakai elektronik produk barat tapi tidak mesti mengikuti cara barat berfikir dan beradab seperti mendukung konsep demokrasi yang diusung oleh barat kemudian menayamakannya dengan konsep syura. padahal Jika kedua konsep diatas digabungkan dalam satu bingkai maka yang terjadi adalah tumpah tindih konsep (overlap of conception), benturan (clash), pertarungan (fighting) karena landasan dasar keduanya berbeda (defferece of bassic conception) . karena demokrasi adalah sebuah istilah yang diusung oleh barat dan memiliki makana filosof dengan pandangan hidup Barat. Sedangkan syura adalah sebuah istilah islam yang juga memiliki makna filosof dengan pandangan hidup Islam____ sebab itulah kita harus tetap mendukung konsep syura, baik dukungan secara pemikiran wacana maupun secara aksiologis. Sebab ketika kita mendukung konsep demokrasi dan menentang konsep syura___ dengan alasan bahwa subtansi islam dapat dimasukkan kedalam demokrasi dan tidak bertentangna dengan konsep syura, maka sesungguhnya kita telah khilangan fremowork dan mengkaburkan pandangan hidup islam; sebab aksi demokrasi yang dilakukan barat bukan sekedar demokrasi itu sendiri, akan tetapi melahirkan skularisme, pluraisme, modernisme, materialaisme, post-modernisme dan isme-isme yang lainya.
Karena konsep yang berbeda maka menghasilkan sudut pandang yang berbeda, dan perlunya (konsep serta word-vew) meletakkannya pada fremowork yang tepat, sehingga dalam bentuk aplikatif baik dalam bentuk pikiran dan tindakan serta orientasi ekspresi memiliki tujuan yang sesuai dengan konsepdasr.
_____ hal ini bukan berarti ummat islam menghindar atau memisahkan diri dari kehidupan sosial serta fenomena realitas masyarakat yang heterogen., akan tetapi yang dimaksudkan adalah sebuah komitmen pandangan hidup dan konsep islam yang memang diperuntukan seluruh alam, dan sebuah konsep dan pandangan hidup yang terbukti keberhasilan aplikatif dalam komunitas masyarakat heterogen yang tercatat dalam sejarah peradaban manusia.

Karena itu ummat islam memiliki epystemologi peradaban tersendiri dan khusus; Anwar Jundy dalam bukunya muhawaltul bina` manhajul Muslimin mutakamilah
memberikan sepuluh kareteria serta landalasan dasr peradaban islam:
Peratama, epystemologi peradaban islam adalah wahyu (risalatu Assamawiyah)
Kedua, kesamaan konsep serta pandangan hidup yang berdasarkan kepada keimanan kepada Allah.
Ketiga, berlandaskan kepada etiaka, moral (akhlak Alkarimah) . dan jika tidak dengannya maka rusaklah peradaban itu. Dan akhlak yang dimaksudkan adlah ekspresi manusia dalam setiap lini kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial, dan seluruh aktivitas kehidupan.
Empat, pluralitas masyarkat yang di bangun oleh islam, yang memberiakan hak dan kebabasan kepada individu dan kemaslahatan umum.
Kelima, peradaban Islam mengangkat harkat dan martabat wanita dalam rangka pemanfaatan potensi.
Keenam, islam sebagai pangamat dalam perjalanan peradaban, baik dalam perkembangan, dan perubahan-perubahan yang ada di dalamnya, agar senantiasa mendapatkan keamanan dan keselamatn dan rahmat dari Allah.
Ketujuh, memelihara fitrah dan seluruh aktivitasnya, dan tidak merusaknya dangan wasilah tarbiyah Al islamaiyah.
Delapan, presepsi Islam tentang peradaban adalah segala pembangunan yang dicapai oleh manusia secara kepribadian individu yang menyangkut akal, hati dan moril, dan dalam tataran masyarakat secara global serta dari sisi material, yangmana pembangunan ini semuanya sebagai fasilitator untuk mengabdikan diri kepada Allah secara tulus, dan untuk membangun masyarakat rabbaniyah yang berlandaskan kepada kesamaan tauhid.
Sembilan, peradaban islam sangat menyadari pentingnya peran intervens spiritual (ruh) dalam membangunan sebuah peradaban masyarakat, sekaligus membebaskan manusia dari belenggu syahwat yang senantiasa menjajah dalam diri manusia.
Sepuluh, peradaban islam akan senantiasa meluruskan akal, serta kebijakan para pemimpin ,


Asas serta landasan dasar peradaban Islam sangatlah komprehesif yang merangkul seluruh aktivitas pembangunan manusia , baik aktivitas ritual ataupun aktivitas sosial, atau yang berhubungan dengan material, sehingga peradaban yang ingin manusia dicapai adalah peradaban yang sempurna yang dapat memberi kemaslahatan antarsesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain. Dan sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Aksiologi , Islam peradaban masa depan

Perlu disadari bahwa, islam sebagai agama akan tetap eksis hingga akhir kehidupan, karena semenjak Allah mengutusn nabi Adam untuk menjadi pemimimpin di bumi, sesungguhnya ajaran yang diajrkan oleh Adam kepada anaknya adalah tauhid kepada Allah (islam)
, kemudian dikuti dengan nabi Nuh yang juga menyuruh ummatnya untuk taat kepada Allah
yang meryupakan seruan untuk menyelamatkan ummatnya dari kesesatan, dan itulah ajjaran yang dibawah oleh islam, kemudian nabi ibrahim juga menyeru kepada Agama Allah
, dan nabai ya`kub
, nabi musa
, serta nabi Isa
, semuanya menyeru kepada penyembahan Tuhan yang Satu yaitu Allah, dan ajaran ini jugalah dilanjutkan oleh Nabi Muhammad Saw
sebagai Nabi yang terakhir untuk seluruh alam dan global masyarakat.
Perjalanan waktu dengan rentan masa yang begitu panjang semenjak Adam menjadi kholifah di bumihingga detik ini, belum pernah tercatat dalam sejarah kehidupan bahwa Agama Allah lenyap dari bumi dan dari kehidupan manusia . tapi catatan realita sejarah membuktikan musnahnya suatu ummat serta rusaknya kehidupan manusia karena menentang agama yang diwahyukan oleh oleh Allah kepada para Nabi., sebagai contoh, Ummat Nabi Nuh di tenggelamkan oleh Allah dalam lautan karena keingkaran mereka terhadap ajaran nabi Nuh untuk mentauhidkan Allah,Ummat nabi Luth juga dihancurkan dan ditenggelamkan di bawah tanah juga karena keingkaran terhadap konstitusi Ilahiah yang diajarkan oleh Nabi Luth, raja namruz yang lalim menentang ajaran ibrahim menuju agama yang hanif tarnyata doktrinitas yang dibawanya tidak membekas hingga hari ini bahkan sudah lama lenyap, Ummat Nabi Musa juga dimusnahkan Allah karena keangkuahan mereka terhadap Allah yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Fir`aaun ingin membuat agama sendiri, dan agama yang dibuat oleh firaun hancur dan tenggelam dan bahkan menjadi catatan sejarah merah dalam tataran peradaban manusia saat ini. Semuanya hanya menjadi catatan sejarah yang tidak berkembang dalam sejarah kehidupan manusia.
Paradigma sejarah mengajarkan sekaligus sebagai justifikasi bahwa Agama Allah tidak pernah stagnan, mundur, lenyap. Bahkan sebaliknya senatiasa berkembang dari waktu ke waktu, generasi kegerasi, dari zaman keazaman. Kita dapat lihat perkembangan islam pada periode diutusnya nabi muhammad sebagai nabi dan rasul, dimana islam tidak hanya dinilai sebagai agama yang sebatas interaksi hamba dengan Tuhanya, atau sebuah agama yang hanya disampaikan kepada ummat tertentu, atau sebuah agama yang memilikili kitab suci yang terbatas waktu dan tempat. Akan tetapi Islam sebagai agama yang mengajarkan sosilogis antropplogis, interaksi sosial, hidupa bermasyarakat, bahkan ia wujud sebagai kedaulatan, kenegaran, kemasyarakatan dan kemanusiaan, serta merangkul seluruh lapisan masyrakat serta ummat secara global, dengan kitab sucinya mengakomodsi seluh kitab suci sebelumnya untuk diyakini oleh seruh manusia dan tidak memiliki limitasi waktu ruang dan tempat.
Kesesuann Al Quran pada setiap zaman dan tempat tergambar dalam isi Al quran itu sendiri yang menjelaskan segala keperluan dan kepentingan manusia, baik yang berhubungan dengan etika
, ilmu penegtahuan
, sain tekhnolgy
, biology
, bahkan proses eksistensi manusia itu sandiri
. Maka sangat sewajarnyalah perjalanan peradaban manusia bersandar dan bersumber darinya (Al quran) karena berbicara maslah peradaban tidak terlepas dari landasan dasar pemabangunan peradaban iru sendiri, dan lanadasn dasar itu semuanya telah di jelaskan didalam alquaran secara gamblang.
Kemudian dalam tataran aplikatif dan realita sejarah dalam perkembangan pemikiran dan peradaban, islam sangat andil dan memberikan konstribusi yang sangat signifikan dalam perkembangan peradaban dan pemikiran Barat, yang menjadi peradaban global hingga saat ini. Seperti dibidang ilmu dan tehknology Ibnu Sina dalam bukunya Al Qonun (ababd 12), dan Al Hawi (Ar Rozi) yang menjadi sumber ilmu pengetahuan kedokteran
. Pada awal 750 M , kholifah bani abbasiyah Haru Ar rasyid telah mendirikan observatorium di damaskus dimana kajian astronomi dan berbagai eksperimen di lakukan, banyak ahli astronomi Muslim seperti Al Farghoni (850 M), Al Battani (858 M), ilmuwan yang di kenal karena banyak penemuannya dalam teori astronomi dan lebih akurat dari platomy ( pakar astronomi yunani)
.
Menurut Gustave Lebon ( sejarawan prancis ) bahwa ahli ahli Barat seperti Roger bacon, Leonardo da vinci, Al bertus Magnus, dan lain-lain, dibesarkan dalam era keemasan perpustakaan pengetahuan islam dan Arab. Paus gerbert (bergelar Sylverstre – II ) mengajar ilmu-ilmu alam pada tahun 1552 – 1562 yang kesemuanya dipelajarinya dari Universitas Islam di Adalusia di Spanyol., kemudian Gherardo dan Cremona , adalah dua orang ahli astronomi Barat asal Italia yang menerjemahkan buku ilmu Astronomi dari kita b As-Syarh karangan Jabir Ibnu Hayyan. Raja Friederich-II dari Prancis meminta putra –putra ibnu Rusyd (Averoes dengan ejaan Barat) untuk tinggal di istananya, untuk mengejari Ilmu Botani an Zoologi. Kemudia Apotik dan Ilmu kedoteran, kimia dan Botani, sebelum Abad ke 15 islam sudah sangat maju di banding barat, Ilmuwan Islam telah menemukan 2000 jenis tanaman Thiflorida untuk obat-obatan.
Orang Muslim juga menonjol dalam Bidang sain, seperti Kimia. Diaitu ada Kholid b. Yazid, cucu dari Kholifah pertama Bani umayyah. Muawiyah adalah pakar kimia pertama dalam unia Muslim, kemudia di ikuti oleh Ja`far Muhammad Sodiq (m. 765 M). Pakar kimI terbesar dalam dunia Muslim Adalah Jabir bin Hayyan (m. 776 M) yang memiliki karya-karya yang terdiri lebih dari 500 tentang ilmu Kimia dan 40 diantaranya masih bisa dijumpai hingga saat ini. Menganai karya Jabir C.I Figurim mengatakan seperti ini :

Adalah hal yang Mustahil jika menafikan peran Ilmu Kimia dalam perkembangan fisika modern saat ini ...... Geber (jabir) telah memperaktekan kaedah-kaedah aliran-aliran eksperimen karya Geber; The sum of all Perfection and the Treatise on Furnaces, berisikan laporan tetntang perkembangan dan operasi yang mengkomfirmasikan metode ini, dan ini dalam inverstigasi Kimia.

Al-Rozi adalah pakar kimia yang karyanya the secret of secrets, berisi keterangan yang sangat jelas tentang proses kimia dalam topik-topik sepeti peleburan baja, sublimasi, pengolahan, Caustic soda, amonia, sodium dan ammonium sulphide, pengelolahan glycerin dari minyak Zaitun...dll.
dan masih banyak lagi pakar kimia dari unia muslim Al iRaqi juga adalah contoh pakar kimia ternama, da masih banyak lagi yang tidak diragukan lagi kapebelitasnya dan pengaruhnya bagi perkembangan kimia modern.

Cabang Sains adalah Ilmu Fisika yang juga berkembang subur di unia muslim semasa aba pertengahan yang melukiskan traisi sains yang tinggi dalam ummat Islam, seperti Qutb Al-RunAl Biruni, Ibn al- Hatham (alhazen) dan Albiruni
Bidang Filsafat Natural (natural Philosphy) juga berkembang dan tumbuh subur di dunia Muslim diantara tokoh-tokohnya adalah; Ibn Sina, Al Farabi, Al kindi Al Gozali dan tokoh tokoh lainya yang memberikan sumbangan yang sangat besar kepada pekembangan filsafat Natural. Sebagian mereka mendukung filsafat yang di usung filsafat natural Aristoteles baik dengan kata maupun ayat, seperti Ibnu sina dan Al farabi. Dan sebagian yang bersebelahan dengan filsfat natural yang di usung oleg Aristoteles seperti Al Gazali. Walaupun diantara mereka terdapat konroversi yang cukup medasar dalam memahami filsafat naturalnya aristoteles, akan tetapi yang perlu di garis bawahi adalah, merekalah yang menerjemahkan dan mengembangak filsafat natural itu ke dalam bahasa Arab, kemudian Barat mempelajrinya dan menngalihkannya dari bahasa arab – latin (inggris), sehingga banyak perubahan-perubahan yang terjai di dunia barat setelah mempelajari ilmu natural yang bersumberdari intelektual muslim.

Di bidang sastra ilmuwan muslim juga muncul seperti kisah A|lfu Lailah wa Lailah dari masa keemasan islam, dan kisah ini mengilhami opera “Peringatan akan Akibat” karangan Shakespeare, cerpen karangang sastrawan prancis Lasange banyak mengambil inspirasi dari kitah natan Al hakim, sajak Divina Commedia karangan Dante Alghieri, mengambil dari kitab Risatul Ghufron karangan Al Ma`ary dan Washful Jannah karangan Ibnu Arabi, cerita Robinson Crusoe karangan Defoe diilhami dari kitab Al Risalah karangan Hayy Bin Yaqzan yang kenal dengan gelar Ibn Thufail.
Pada bidang-bidang yang lainnya, menurut sejarawan dan Orientalis Prancis, seddilot bahwa awal Undang-undang sipil prancis pada masa Nepoleon Bonaparte di ilhami dari kitab Al- Khalil salah satu kitab Fiqh Maliki. Dalam Aspek Bahasa, banyak kata-kata dalam bahasa Inggris yang diambil dari bahasa Arab seperti; Cotton dari Quthn, sugger dari Sukkar, syrup dari syarab, Lemon dari Laymun, bahkan nama-nama ilmuwan islam seperti; Avecina dari Ibnu Sina, Averoes dari Ibnu Rusyd, Albeteghnius dari Al-Baththani, Al Gazel dari Al Gagazali
Dari gambaran dan pemaparan sinopsis tentang tradisi sains dan ilmu pengetahuan di dunia Islam sungguh sangat komprehensif , dan merekalah sebagai pioner perkembangan ilmu dan sains di dunia eropa hingga hari ini.
Sejarah telah mncatat bukti-bukti kejayaan peradaban Islam dan para penulis sejarah melihat dalam karangan mereka tentang hal ini, baik ahli filsafat dunia maupun ahli-ahli sejarah yang tulus dalam mengadakan riserch dan penelitian,. Seorang penulis yang bernama Seeger Bedhoneka berkata: `Fitrah Ilmiyah yang benar-benar Ilmiyah ini yang membuat anak-anak Gurun sahara bangkit, suatu kebangkitan ilmu yang nyata dan paling menakjubkan serta mengagumkan dalam sejarah kemajuan akal Manusia. Kepemimpinana anak-anak gurun sahara yang memblokakade bangsa-bangsa berperadaban kuno, mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki peadaban lain dalam bidangnya dan bangsa-bangsa bodoh kala itu berdiri terheran-heran melihat mu`jizat akal yang luar biasa ini bahkan mereka bingung memikirkan sebab dan bentuknya’. Lebih lanjut ia berkata : `Bangsa Eropa benar-benar berhutamg budi pada bangsa Arab dan peradaban mereka. Hutang yang melingkari leher bangsa eropa dan benua lainnya sangat besar’.
Seorang peneliti jerman Ny. Dr. Zigrid Hunakeh dalam bukunya “Kebudayaan Islam di Eropa” menyiinggung berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan industri kaum Muslimin. Beliau dalam Mukaddimah bukunya menulis: `Meski dunia islam timbul di Eropa sepanjang 1400 tahun, namun berbagai informasi mengenai peradaban Islam sanat sedikit mereka peroleh (ketahui) bila dibandingkan dengan peradaban lainnya, meski demikian, kebanyakan informasi menganainya (islam) adalah salah... Dan ini merupakan dosa orang barat dalam sejenis penulisan sejarah, yang senantiasa mencegah (menghindar) menjelaskan hakikat. Para penulis sejarah kristen sengaja melakukan penyelewengan yang srius terhadap kaum Muslimin, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang besar berupa peradaban Islam nampak menjadi remeh dan tidak ada artinya sama skali. Bahkan para penulis sejarah yang baru, juga melakukan tehnik meremehkan semacam ini, sekecil apapun konspirasi yang nampak mereka tutup mulutdan membiarkan hal itu terus berlanjut’.
Ny. Dr. Zigri Hunakeh dalam lanjutan pernyataan menulis: `seorang tidak bisa berkata apapun, dimana pada abad pertengahan tetangga eraopa yang paling dekat adalah Kaum Muslimin, yang selama 800 tahun menjadi pelopor dunia peradaban. Berkembangnya peradaban Islam mencapai dua kali lipat peradaban yunani sehingga mempengaruhi dunia barat. Siapa lagi yang berbicara dari kenyataannya, dan siapa pula yang di sebut-sebut mengenai alam sejarah ? peneliti jerman ini menandskan lagi: `yang penting kita harus menyatakan jujur mengenai kebenaran peradabn Islam’.
George sale (1697-1736) ilmuwan inggris speasifikasi mengkaji dunia Timur dan juga penerjemah Al Qur`an menulis : `selama bertahun tahun bahkan berabad abad, berbagai informasi yang di peroleh oleh masyarakat eropa menganai Islam dan Al Quran, bersumber ari kelompok-kelompok kristen fanatik. Dengan dasar tendnsi dan dendam. Mereka mengetengahkan berbagai alasan yang di buat-buat. Sifat dan tindak tanduk kaum Muslimin yang baik di lupakan samaskali. Namun apabila mereka membicarakan kejelekan kaum Muslimin mereka justru menampilkan kekurangan itu sbesar gunung’.
Dari pernyatan dan penjelasan sejarwan barat sendiri dapatlah kita lihat cela bahwa meraka (barat) tidak objektiif dalam menilai Islam, dimana tidak berlandasan pada pondasi ilmiyah dan argumentasi yang jelas. Penilaina yang di lakukan terhadap islam hanya berdasarkan pada rasa dendam, dengki, rakus untuk melakukan penjajahan terhadap dunia khususnya dunia Islam. Dan tuduhan-tuduhan yang dilakukan oleh Barat terhadap Islam hingga hari ini, seperti tuduhan teroris, atau Islam Fundamentalis, Islam Garis keras dan lain. Yang mana wacana pengelompokan iskam trus di sebarkan luaskan barat di dunia Islam. Karena mereka sendiri tidak mampu untuk berhadapan dengan Ummat Islam secara langsung, shingga dengan metode inilah mereka mengadu domba sesama ummat Islam utnuk menghancurkan ummat Islam dari dalam. Seorang orientalis Charles Curzhman sendiri berkata: ‘saya hanya melemparkan isu dari sebuah permasalahan dan saya tidak terlibat di dalamnya’.
Perkatan Charles ini sangat tidak bertanggung jawab dan jauh dari sikap ilmiyah, ia memberikan beban serta melempara isu hal- hal yang sudah saklek alam alqurana, kemudian ia sendiri tidak mau bertanggung jawab atasnya. Dan yang benrtanggung jawab serta yeng mempertajam atas isu yang di buat oleh kalangan orientalis ini adalah sekolompok ummat Islam yang terpengaruh, seperti, Hasan Hanafi, Toha Husai, Nurkholis dan kelompok JILnya, Ali Harb dan lain-lain.

Namun demikian Yusuf Alqordowi sangat optimis bahwa Islam adalah peradaban masa depan
, melihat epstemology peradaban islam, ontologinya dan historynya, sehingga tidak dapa diragukan lagi bahwa peradaban islam adalah peradaban yang senatiasa eksis dalam kehidupan ini.
Tapi mengingat memori masa silam (kajayan Islam) serta menghayal mengusai perdaban masa depan sangat tidak realistis dan ilmiyah, karena untuk mengembalikan peradaban islam tidaklas esnudah membailikan telapak tangan, tapi ianya perlunya kepedulia terhadap Islam seperti : Islami sens = Al hammasah Al Islam, Islamic Concious = Al Wa`yul Islam, Islamic Solidarrity = Intima` lil Islam, Struggle = Al jihad, Dan Secrefice = Al Thadhiyah, erta pelunya melakukan untuk mencapai oriertasi itu secara amal Jama`i agar mengahsil kekuatan yang valid an tangguh.

Epistemology peradaban Barat

Jika proses pengelihan serta penerjemahan sains yunani – Arab adalah proses ilslamisai, maka proses transfer ilmu pengetahuan Islam ke barat adalah proses westernisasi. Kedua proses inilah yang menyebabkan perbedaan epistemology, orientasi dan terminology antara Islam Versus Barat.
Jika epistemology peradaban Islam adalah Agama dan wahyu seperti yang kami telah jelaskan sebelumnya, maka bagi Barat agama dan wahyu adalah penghalang perkembangan peradaban itu sendiri. Sehingga dengan fenomena ini reaksi masyarakat gereja menolak pahahm sekularisme, karena saintist eropa khususnya Aristotelianisme dan neoplatonis menganggap kebijakan gereja sebagai penghalang perkembangan sains di eropa. Seluruh anggaota gereja (penedta, professor, guru dan mahasiwa), termasuk pengikut Ibnu Rusyd tidak menerima ide bahawa filasafat adalah sumber satu-satunya kebenaran. Itulah sebabnya mereka harus memilih sikap skeptis dan kritis terhadap aristotelianisme dalam masalah-masalah yang bertentangan dengan wahyu. Dengan demikian di barat, keberadaan gereja menentukkan bentuk-bentuk pemikiran Ilmiyah.

Ada beberapa kerancuan berfikir para failosof aristoteliniasme dan neoplatonis, yang mana pemikirannya ini di dukung oleh Failosof Muslim seperti Al Farabi dan Ibnu Sina sehingga teori falasafanya ini di kritik dan di tolak oleh pihak gereja dan Imam Al Gazali. Seperti yang ditulis oleh Imam Al Gazali setelah dua tahun mengeluti ilmu falasafah secara otodidak :
Pandangan-pandang aristoteles seperti yang di kembangkan oleh Al f arabi dan Ibnu Sina, itu sebetulnya dekat dengan pandangan penulis Islam. Seluruh kesalahan mereka dapat di rangkum dalam dua puluh poin, tingga diantaranya mereka harus dianggap kafir dan tujuh belas sebagai bid`ah. Saya menyusun kerancuan para failosof adalah untuk menunjukkan kesalahan pandangan-pandangan mereka alam dua puluh poin itu. Tiga poin yang membuat mereka berbeda dari semua ummat Islam adalah seperti berikut :
Mereka mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan kembali bagi tubuh, hanya rohlah yang diberi pahala atau siksa itupun bersifat spiritual, tidak badani.mereka betul-betul berbicara benar dalam menegaskan hal-hal yang bersifat spiritual, karena memang hal itupun terjadi; tapi mereka berbicara salah dalam menolak yang besifat badani dan dalam pernyataan mereka itu tidak mengimani wahyu Tuhan.
Mereka mengatakan bahwa tuhan mengetahu unvesalia tapi tidak mengetahui partikularia. Ini juga jelas-jelas tidak beriman; yang benar adalah `tidak ada yang tersembunyi daripada-Nya yang ada di langit dan Bumi walau seberat atompun (Qs. 34 : 3).
Mereka mengatakan bahwa dunia itu kekal, tanpa awal. Tapi tidak ada ummat Islam yang mengadopsi pandangan demikian dalam persoalan ini.
Untuk memasuki suatu priode baru seoerti Renaissance dan kemudian untuk mencapai revolusi ilmiyah syarat yang paling penting adalah mengahncurkan serta mengkriotisi pandangan dan pegangan pada Aristoteles, yang Al Gazali lakukan secara menakjubkan dalam bukunya Tahafut Al Falasifah-nya di penghujung abad ke 11. seperti kita lihat dari tahun 1210hingga 1277 dan juga pada masa Renaissance, barat juga mencoba untuk menghancurkan otoritas aristoteles, khususnya pada tahun 1277, orang-orang barat pada hakekatnya mengulangi apa yang Al Gazali telah capai dengan Tahafut Al Falasifah, tapi dalam cakupan yang lebih luas.
Tapi suatu hal yang menrik sikap Al Gazali terhadap terhadap sains tidak menolak dan tidak pernah menyerang sais, tetapi metfisiska Aristoteles yang dikembangkan oleh Al farabi dan Ibnu Sina yang di kritik dan di tolaknya..

Mengenai sains Ia menulis:
MATEMATIKA . (Ilmu) ini meliputi aritmetika, Geometri, dan Astronomi. Tidak ada dari hasil-hasilnya yang berhubungan dengan masalah-masalh Agama, baik yang menolak ataupun yang menegaskan. Ilmu ini adalah masalah-masalah demostrasi yang tidak mungkin di tolak jika ilmu ini di pahami dan di kuasai…
LOGIKA. Tidak ada dalam ilmu logika yang tidak relevan dengan agama baik dengan cara penolakan ataupun penegasan terhadapnya….
ILMU ALAM ATAU FISIKA. Ini merupakan investigasi bola langit dan benda-benda langit, dan tentang apa yang dibawah langit baik benda-benda yang sederhana, seperti Air, api, ataupun benda-benda komposit seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, dan mineral, dan juga sebab-sebab tentang perubahan, tranformasi dan kombinasi-kombinasinya. Ini sama dengan investigasi yang di lakukan obat atas tubuh Manusia dengan organ-organ utama dengan subordinatnya, an sebab-sebab perubahan temperamen. Seperti halnya tidaklah tepat agam menolak ilmu kedokteran, begitu juga terhadap ilmu-ilmu alam.
AlGozali mendukung matematika, astromnomi an ilmu Alam dan menulis buku bagi para teolog, dan dia juga memperingatkan kaum muslimin untuk tiak menyerang sains, karena sains samaskali tidak bertentangan dengan wahyu dan Agama, tapi perlu mengkritisi dan bersikap skeptis jika ilmu sais dan eksak ini masuk ke wilayah teology, sehingga menyebabkan kerancuan berfikir seperti yang di kemukakkan oleh aristoteles yang di dukung oleh Al faraby dan ibnu sina, dan yang di kembangkan oleh para teolog barat saat hingga hari ini.seperti yang telah di jelaskan diata tadi.

Sebelum kita memebrikan landasan epistemology peradaban barat , yang menjadi peradaban dominasi hingga hari ini, alangkah baik kita mengetahui periode sejarah peradaban yang di lalaui oleh Barat sehingga mencapai sebuah perkembangan peradaban yang gemilang , agar kita lebih kritis nantinya untuk menilai apa yang sebenarnya epyitemology peradaban barat yang saat ini di sanjung dan di manfaatkan oleh manusia secara global tanpa ada usaha memfilterisasi yang betengan dengan wahyu dan Agana soerti yang di lakukan oleh ilmuwan Islam Al Agazali pada di penghujung Abad ke- 11.

Sejarah peradaban melalui beberapa periode sejarah :

Barat pada Abad pertengahan, The dark Ages

Terjadinya pengadilan terhadap “tikus” di pengadilan autenne di Prancis abad ke 15, karena tikus dianggap “bersalah” telah memakan tanaman gandum., pengadilan dan hukuman mati yang di jatuhkan terhadap “kucing” abad ke 15 di inggris karena diduga telah mebantu para “tukang Sihir” dalam melakukan kejahatannya.. Dan pengadilan terhadap”ayam yang bertelor” di pengadilan Palle, swiss Abad ke-14., pengadilan dan pembunuhan besar –besaran yang di lakukan barat terhadap para ilmuwan seperti Nicholas Copernicus dan Galileo Galilei karena mengemukakan teori Heliosentris Abad ke-16 M. Sementara teori yang berlaku saat itu adalah teori Geosentris (teori Claudius Ptolemius)
. Ticho (seorang Ilmuwan Jerman) kehilangan sebelah telinganya karena berani mengatakan bahwa venus memiliki fase-fase seperti bulan dan alainnya.
Kesemuanya ini terjadi karena pada masa itu barat masih dalam kegelapan ilmu pengetahuan dan kebodohan barat. Sehingga periode ini disebut sebagai periode “The dark ages” Barat (kegelapan Barat) selama abad pertengahan (Middle Ages),
Kegelapan barat (The dark ages) selama rentang abad pertengahan (antara tahun 800 – 1500) lebih kurang seribu tahun lamanya, atau selama sepuluhb abad. yang pada saat itu islam masih dalam kondisin kejayaan dan kegemilangannya.

Barat Periode Ranaissance

Setelah mengalami abad kegelapan (The dark ages), Barat mengalami Renaissance (pencerahan), abad- kelahiran kembali, antara rentang tahun 1350 hingga 1550, dimulai di Italia dan belakangan menyebar ke Eropa utara. Menurut kaum Humanis Renaissance, berlangsungnya abad ini (Rrenaissance) semenjak keruntuhan Imeprium Romawi, Zaman kegelapan di Eropa berlansung selam seribu tahun, periode yang juga di sebut abad pertengahan (Middle Ages), bersifat tidak produktif, mandeg dan gelap, ini disebabkan oleh keringnya logika dan metfisika Aristotelian. Sebagai reaksi dan hasil dari spekulasi yang gagal dari skolstikisme dan Kristen. Mereka lebih memfokuskan perhatian pad aide-ide tenatang figure-figur klasik dalam sastra, arsitektur, dan seni. Tetapi tujuan mereka adalah untuk mencapai kepada perubahan zaman baru.

Dalam usaha Eropa untuk mencapai kepad sebuah perubahan zaman menuju kezaman baru, orang-orang eropa menggunakan tehknology . setelah mengkostruksi hukum-hukum dan mebangaun kapal-kapal yang lebih canggih mereka mulai mengekplorasi Dunia dan menemukan tanah-tanah baru. Dengan perjalanna-perjalanan penemuan itulah mereka menemukan emas, Budak, rempah-rempah di tanah-yanah baru agar dapat mengesploitasi sumber-umber daya alam dan orang-orang yang ada di tanah baru itu lebih lanjut, merekapun menjajahnya.
Sebelum barat mencapai periode Renaissance ini barat melakukan kajian terhadap dunia timur secara intensif yang disebut Orientalism, dan itu bermula sekitar abad ke- 10 M, yaitu ketika beberapa orang pendeta Barat Khususnya di Andalusia (Spanyol), ingin memperlihatkan kebolehan dan kemampuannya setelah menyelesaikan di sekolah-sekolah ketimuran. Meraka menerjemahkan Al Quran dan kitab-kitab dalam bahasa Arab kedalam bahasa mereka, selain itu, mereka juga menuntut ilmu dari Ulama-ulama dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, khususnya Filsafat, kedokteran, dan ilmu-ilmu matematika. Dan kajian dunia timur yang di lakuan oleh Orientalisme Barat tidak hanya pada tataran ilmu yang bersifat teori tetapi juga dalam bentuk ilmu yang bentuknya eksperimen, sehingga meraka benar-benar mengetahuii dan mengusai geografis dunia timur dan kelenahan yang ada di dalamnya, maka pada abad ke lima belas mereka mulai mendominasi dunia.
Namun perlu di ketahui para periode ini barat masih dalam kebodohan dan dalam proses perubahan, yang walaupun sudah menemukan Ranaissance. Hal itu terlihat, Dalam Sais mereka memberontak melawan aristotalianisme dan memperlemah cengkeramannya dengan mengangakat kembali filsafat-fiulsafa klasikseperti pltonisme, Pytagorianisme, skeptisisme, dan animisme (Hermiticim). Dengan emikian seperti Algazali, mereka tidak mengikuti otoritas aritoteles. Padahal Al gazali menerima sais aristoteliasme tapi dala ilmu metafisika ia menolaknya. Seperti yang telah kami tulis diatas tadi.

Dalam proses krisis ini, para pemikir, ilmuwan, dan filosof percaya bahwa alam semesta (univers) merupakan satu organismedan selalu terdapat kekuatan gaib dimana-mana. Kekuatan-kekuatan superior yang dimiliki oleh organ-organ langit dapat mempengaruhi kekuatan-kekuatan inferior . dengangan ide-ide inilah Renaissansi menjadi sebuah priode Magis Par excellence, sejak itu magi atau anti rasionalisme utnk pertama kalinya mendapatkan status intelektual. Dengan demikian periode ini yang didalamnya terjadi pemburuan para penyihir, bukanlah serasional seperti yang biasa dipikirrkan dan sebenarnya periode ini adalah periode anti Ilmiyah.


Barat abad Modern

Filsafat mekanika lah yang menjadi fonadsi sains modern
bereaksi melawan animisme renaissace yang masih berkembang hingga abad ke 17 M, dan mencapai puncaknya perkembangan sains modern pada masa Isak Newton khususnya pada pertengahan abad 17.
Pada pertengahan abad ini (abad 17) merupakan waktu perkembangan ilmu pengetahuan. Penemuan teleskop pada permulaan abad itu telah mengubah seluruh pendapat mengenai mengenai lmu astronomi. Seorang ahli falsafah inggris, dan ahli falsafah prancis Rene descartes, mengesyorkan kepada seluruh ilmuwan Eropa supaya tidak bersandar kepada kekuasaan Aristotle, melainkan melakukan percobaan dan penelitian bertitik tolak kepada penelitian sendiri. Sebenarnya, apa yang disyorkan oleh Bacon dan descartes telah di praktek oleh Galileo. Penggunaan teleskop, penemuan baru untuk penegtahuan astronomi oleh Newton, telah menghasilkan revolusi penyelidikan bintang dan apa yang telah dijalankan di sektor mekanika telah menghasilkan apa yang di kenali sebagai “Hukum gerak Newton”
yang pertama.
Pada kerkembangan selanjutnya, Descartes, Kepler, Galileo, Boyle, dan para filosof mekanika lainnya membedakan antara kualitas primer dan kualitas sekunder untuk mencopot animisme dari Alam. Menurut mereka, kualita-kualitas primer (property geometris) dimiliki alam, tetapi kualitas-kualitas sekunder seprti, warna, kehalusan, kekerasan, ransangan, dan rasa pahit hanya muncul dari pikiran manusia (human mind).

Untuk membuat alam itu pasif dan berbeda, descartes juga memisahkan pikiran dari tubuh (materi, Alam). Pikiran (mind) hidup, aktif dan immaterial, sementra tubuh, alam atau materi adalah pasif, pikiran itu bukan materi da materi bukan pikiran. Misalnya, pikiran tidak menempati ruang, tetapi materi mempatinya, karena materi adalah keluasan (extension)
. Atau dalam basa lain dimana pikiran tidak memiliki limitasi ruang dan ianya bebas sedangkan materi adalah benda nyata dan konkrit yang mesti menempati tempat dan ruang.
Dalam mewujudkan pikirannya Descartes meragukan segala sesuatu. Kemudian dengan pikirn yang dianggapnya sebagai Tuhan dalam menyelesaikan segala keraguan dalam dirinya.
Kemudian ia tidak efektif, ia membuka jalan bagi filsafat sekularis dan mekanika. membuktikan eksistensi Tuhan dengan berdasarkan pda ide tentang wujud sempurna dalam pikirannya. Dengan demikian, menjadikan teology hanya dijadikan sekunder, atau hanya sebuah perasaan atau sesuatu yang muncul dari pikiran manusia (Human mind). Seprti halnya, warna, kekerasan, rangangan dan rasa pahit. Dan kekuasaan tuhan atas alam adalah sebagi
Dengan cara sudut pandang seperti inilah orang Barat memisahkan alam dari pikiran dan Tuhan agar dapat memahami dan memanipulasinya dengan gaya pikiran yang beabas yang dianggapnya sempurna. Pemikiran seperti ini digambarkan oleh Prof. Syed Muhammad Naquib Al- Attas : “Revolusi cartesian pada abad ke-17 menghasilkan dualisme final antara materi dan spirit dalam cara yang membuat alam di biarkan terbuka untuk di kaji dan melayani sains sekular, dan meletakkan manusia dalam tingkatan dimana tidak ada yang lain kecuali dunia yang ada di tangannya”
.
Perkembangan sains modren ini mempengaruhi wilayah teology dan agama, dan pada saat itulah pandangan hidup orang Barat berubah secara fundamental, yang disebut sebagai akal modoren (modern mind). Sebuah pandangan dan pemahaman bahwa berbicara tentang Tuhan hanya terbatas pada para teolog sedagkan para filosof lebih tertarik pada sains dan tidak ada kesatuan diantara keduanya. Kemudian modern pada abad berikutnya, sebagaimna yang dikatakan oleh hebermas: “pada abad ke-18 M, disaat Mana model pemikiran rasional menjanjikan liberalisasi masyarkat dari mitologi, Irrasional, Agama, dan takhayyul”.
Hasil dari gerakan ini adalah desakralisasi agam itu sendiri, dimana agama di singkirkan dari fungsinya, baik dari funsi sebagai hubungan fertikal dengan Tuhan atau hubungan horisontal sesama manusia, karena Tuhan adalah apa yang muncul dari pikiran manusia itu sendiri (human mind). Artinya, apa yang disebut Tuhan bukan lagi zat yang maha kuasa, tapi merupakan akal kolektif. Maksudnya, Tuhan berada dalam akal manusia itu sendiri. Ia memberi bimbingan tanpa diketahui oleh manusia sendiri. Sarana komunikasi Tuhan dengan makhluknya bukan lagi melalui wahyu, Tuhan tidak lagi berbahasa universal, Ia berbicara dalam bahsa Nasional. Ini berarti bahwa Tuhan tidak di perlukan lagi oleh Manusia, karena manusia telah “merasa” dengan akal pikiannya, bahwa mampu menyelesaikan masalah-masalh dunia tanpaNya.
Dengan berkembangnya pemikiran teology modern ini, orang barat sampai kepada tahap pertanyaan, apakah Tuhan itu ada atau tidak.?. meski demikan Alain sendiri percaya bahwa pada abad ke-18 itu masih dapat dianggap abad metafisika.
Namun fondasi metafisis yang menjadi pembela tentang kebenaran agama perlahan-lahan mulai tidak dapat di pertahankan lagi dan tinggal menunggu penghapusan metafisika pada abad berikutnya.
Hal ini terlihat dengan sikap Orang barat terhadap pemahamn teology, dimana hanya dijadikan sebagai bahan permainan, sebagaimana berbubahnya akal pikiran yang terdapat dalam diri manusia. Agama sebagaiman di interpretasikan mereka hanya berbicara masalah ritual, yang sama skali tidak berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut keduniwiaan, bahkan Agama dianggapnya hanya sebuah pikiran yang muncul dari perasaan manusia karena takut kepada Tuhan, yangmana Tuhan itu sendiri hanya sebuah presepsi atau sesuatu yang muncul dari pikiran manusia itu sendiri. Artinya, jika suatu saat perkembanngan pemikiran mengatakan “bahwa tidak ada Tuhan” maka merekapun mengikuti akalnya, sehingga mereka bebas dari intervensi Tuhan. Jadi Tuhan menurut modernisme adalah sesutu yang timbul tenggelam.

Abad Post-Mdenisme dan perubahan

post-modersnisme muncul pada abad ke-19 setelah terkikisnya pemahaman filsafat metafisika abad modern, dimana mulai di pertanyakan oleh satu gerakan filsafat yang berpegang kepada prinsip yang meragukan bahwa realitas memiliki struktur yang dapat di pahami oleh manusia. Suatu pemahaman filsafat yang mergakun tentang obyetifitas alam.
Pada abad ini munculnya eksistensialisme (pemehaman tentang kewujudan) dan filsafat analitik yang merupakan dua gerakan yang sangat dominan. Dan pemahaman ini hasil dari pikiran Pos-Modernisme (post-Modern mind).

Munculnya pemahaman post-modernisme ini bukan saja menghapuskan realitas serta metafisika yang objejtif dengan sistem baru, tapi juga meremehkan serta mengsampingkan doktrin aganma yang berdasarkan pada metafisika. Dimana agama pada abad post-modernisme didekati dengan pemikiran yang bersifat ateistik, (tidak adanya sebuah agama) atau sebuah penggugatan terhadap agama, pandangan ini tercermin dari pandangan mereka tentang nilai (value). Dimana sebuah nilai menurut mereka adalah suatu yang absolut, artinya, nilai adalah suatu yang harus diikiti oleh agama dan masyarakat. Agama tidak lagi dijadikan sebagai satndar nilai dalam kehidupan manusia,. Karena itu dalam pandangan Nietzsche proses nihilisme (tidak adanya sebuah nilai) adalah devaluasi nilai tertinggi yang membawa kepad kesimpulan doktrin “kematian Tuhan”
, artinya standar nilai untuk menilai sesuatu tidak lagi berdasarkan kepada sesuatu yang metafisis, realistis, relijus atupun yang mengandung ketuhanan.

Sebab itu agama dan Tuhan bagi nihilime adalah sebuah kepalsuan, karean unsur manusia dan kekuatan Tuhan adalah terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Nietzsche: “Agama adalah hasil dari suatu keraguan tentang kesatuan seseorang, perubahan kepribadian; segala sesuatu yang dianggap agung dan kuat oleh manusia telah difahami sebagai sebagai manusia super (superman) yang berada diluar dirinya. Manusia telah merendahkan dirinya - ia telah memisahkan dua sisi yang ada dalam dirinya sendiri menjadi dua bidang, yang satu remeh dan lemah, yang lain sangat kuat dan mengaumkan, yang pertama disebut manusia, dan yang kedua disebut Tuhan”.
Dari pernyataannya diatas sangat jelas sekali sikap ateistiknya terhadap agama dan Tuhan, ia tidak percaya dengan kewujudan Tuhan, karena Tuhan adalah tidak riil, tidak nyata, melaikan sebuah apa yang diagungkan oleh manusia itu sendiri, dan tuhan itu ada dalam diri manusia. Sikap ini adalah sebuah sikap frustasinya terhadap agama sehingga ide-ide yang di ungkapkannya pun tidak lari dari apa yang dirsakanya.
Pandangan nihilisme diatas akan merembes kepada sebuah pemahaman “Realtivitas kebenaran” dimana kebenaran dinilainya adalah sesuatu yang relatif, karena itu tidak ada yang mengkleim dirinya adalah benar, hatta orang gila yang menyalahkan sebuah kebenaran absolut dinilai suatu hal yang benar, karena nilai sebuah kebenaran menurut sudut pandang masing-masing orang. Hatta teks alquran itu sendiri adalah sesuatu yang tidak absolut kebenarannya. Ini adalah suatu pandangan yang tidak jelas landasannya, bahkan bisa dianggap sebagai orang gila dan frustasi dalam menilai realitas hidup. Karena suatu hal yang mustahil dalam hidup manusia tadak adanya Nilai “kebenaran dan kesalahan” padahal di dalam hidup itu sendiri tidak terlepas dari nilai-nilai, baik itu benar atu salah. Dan untuk menilai sebuah kebenaran dan kesalahan tentunya memiliki landasan atau satndar, yang pertama adalah Agama, atau mungkin dengan Adat, suatu kesepakatan bersama (undang- undang yang di buat bersama).

Dan nyatanya barat sendiri tidak terlepas dari dari undang-undang ketatanegaraan. kalau mereka benar-benar melepaskan diri dari sebuah kebenaran, maka semua peraturan di hapus dan hidup bebas tanpa ada undang-undang yang menyalahkan. Ini kalau mereka mengkaji secara objektif tenga Nilai “relatifitas kebenaran”. Tapi ternyata mereka tidak ilmiyah dan tidak objekatif, melainkan subjektif, dimana realtivitas kebenaran yang di maksudkannya adalah “kebenaran Agama”.
Dari sinilah kita bisa melihat bahwa barat menggerogoti agama dengan berbagai pandangan yang tidak jelas dan dengan gaya ilmiyah, yang pada dasarnya tidak ilmiyah dan bahkan sangat tidak objektif.

Tapi suatu yang agak aneh, pandangan gila ini (Nihilisme, Relatifitas kebenaran) di dukung oleh intelektual Muslim, seperti Thoha Husain, yang mennggap bahwa Al quran adalah syiir jahily, Ali Harb, dalam tulisannya, Kritik Nash, Nasr Abu Zaid, dalam bukunya tentang Kritik teks, Nurkholis Madjid, yang menggugat keabsahan nast Qoth`i yang ada dalam Al quran. Dan penulis mengamati bahwa ini adalah sebuah proses penyingkiran agama khususnya Islam dari kehidupan, yang dilakukan oleh Ummat Islam sendiri.

Era Globalisasi Barat
Globalisasi atau dalam bahasa Inggrisnya Globalism yang berati, mencakup seluruh dunia (Offecting or includding the whole World)
, di dalam bahasa prancis Mondalisation, yang memiliki makna yang sama.
Globalisasi muncul pada akhir abad ke -20 (1990), dimana terjadi perubahan politik, ekonomi, sosial, serta budaya, seperti yang kita lihat hari ini. Ada beberapa definisisi tentang globalisasi seperti : kerjasama di bidang ekonomi yang meliputi seluruh dunia, baik menyangkut perdagangan, komunikasi, bisnis, jasa, dan lain-lain yang bersandarkan kepada sistem kapitalis yang meliputi seluruh seluh dunia.

Atau dalam definisi yang lain “intervensi ekonomi, politik, budaya, moral, yang tidak ada batas teritorial, negara, atau di tujukan kepada sebuah negara tertentu dan mempermudah segala urusan hukum
.

Dari definisi diatas, kita mendapatkan sebuah gambaran hipotisis bahwa, globalisasi adalah penyatuan dan percampuran entitas masyarakat global, baik dari segi ekonomi, budaya, politik, moral, sosial, seni serta seluruh aktivitas manusia. Dan hasil serta reaksi dari interaksi globalisasi adalah “menyatukan Budaya, politik, ekonomi, sosial kehidupan bermasyarakat, dibawa kendali barat”.
Pondasi globalisasi yang di lakukan oleh barat sangat efektif untuk mempengaruhi dunia, sehingga dengan pondasi ini negara-negara global bergantung kepada Barat, baik dari segi ekonomi, politik, dan kedua faktor ini akan mempengaruhi kehidupan sosial yang lain. Seperti, cara sudut pandang terhadapa agama, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Pondasi pondasi itu adalah :
Pertama : mendirikan International monetary found
(IMF), dengan ini barat akan lebih mudah memantau negara-negara yang membutuhkan, serta meberikan pinjaman. Dan tentunya dengan syarat-syarat yang telah di tentukan. Dan di antara korbannya adalah negara-negara asia, seperti indonesia, thailand, malaysia. Bahkan juga negara-negara arab, seperti afhanistan, pakistan, mesir. Dan lain-lain.
Kedua : mendirikan Bank Dunia (word Bank)
, yang mana tujuannya adalah membantu negara-negara yang tertinggal, untuk menyamakan taraf hidup dengan negara-negara yang lain. Ini juga adalah salah satu membuat keterikatan suatu negara terhadap barat .
Ketiga : membentuk organisasi perdagangan dunia (world trade organisation)
. Yang bertujuan membentuk sebuah teori ekonomi baru, yaitu teori ekonomi kapitalis.

Dengan kekuatan inilah barat memberikan pemahaman kepada dunia tentang globalisasi, sehingga aktivitas globalisasi bukan lagi hanya menyangkut masalah Madiyah (materi), atau yang berhubungan dengan ekonomi, akan tetapi sudah menjadi sebuah pemahaman atau sebuah pandangan hidup masyarakat Global, apa yang disebut paham Globalisme (Globalism),. Sebuah paham yang sudah masuk ke wilayah agama dan teology.
Hal seperti yang di katakan Anis malik Thoha “Pengaruh globalisasi dalam mengubah kehidupan manusia benar sangat dahsyat dan kompleks. Bahkan di luar apa yang dibayangkan sebelumnya. Pada satu sisi globalisasi telah menyebabkan luntur dan lenyapnya jati diri dan nilai-nilai suatu budaya....... disamping itu, globalisasi telah mempengaruhi secara nyata dan sangat sigmifikan, munculnya gagasan dan wacana-wacana teologis baru yang sangat radikal. Sebuah teologi baru, yang intinya menganjurkan tidak perlunya bersikap resisten dan menentang globalisasi dan globalisme yang sudah menjadi kenyataan dan tidak mungkin di hindari. Dunia sudah semakin mengkerut dan sekat-sekat geografis telah meleleh, maka sebaliknya manusia ahrus mengubah (revise) atau merombak (deconstruct)pemikiran-pemikian dan keyakinan-keyakinan agama tradisional agar seirama denga semangat Zaman, dan nilai-nilai yang diyakini “universal”......teori baru yang sangat krusial dewas ini di kenal dengan “pluralisme Agama”.
Dari sini, dapatlah kita lihat perubahan definisi globalisasi menjadi globalisme, dari global ekonomi, menjadi global teologi, dari global budaya menajdi “pluralisme agama”. Semuanya mengarah kepada penyingkiran nilai –nilai agama dalam hidup.

Epilog
Budaya barat yang terus beruabah-ubah adalah gambaran dari sebuah kehidupan inconsentecy dan tidak berdasarkan pada epistemologi yang jelas serta orintasi yang benar (The trust oriented). Maka wajarlah, jika barat melahirkan generasi pemabuk, penzina, gay, lesbian, dan kriminal lainya, karena bagi mereka peradaban adalah kebebasan Manusia untuk melakukan apa saja sesuai dengan kehendak pribadi yang tidaka ada hubungannya denngan Agama (secularism). Lalu peradaban barat yang di banggakan sekarang ini, mau membawa manusia kemana..?
Sayangnya, para cendekiawan Barat yang mengklaim diri sebagai pemikir bebas, modernist, dan revolusioner tidak bisa mendiagnosis secara benar fenomena diatas. Basis keilmuan yang mereka miliki bahkan tidak bisa menganalisis apalagi mengatasi masalah sosial yang paling nyata sekalipun. Anehnya, mereka malah menyambut segala bentuk protes atau kritik terhadap agama dengan rasa hormat dan gembira, seraya menganggapnya sebagai pencerahan. Kelalaian seperti itu jelas tidak akan dapat membantu mereka menghadapi realitas kehidupan dengan akal yang bebas. Meluasnya penemuan saintis dalam semua aspek kehidupan material telah membuat manusia mampu melangkah lebih jauh. Sayangnya, ketika para ilmuwan itu menyibukkan diri mereka dengan berbagai penemuan ilmiah dan menyalurkan penemuan mereka ke dalam industri teknologi, mereka malah gagal memahami bahwa mereka hanya mengisi satu sisi fisikal alami manusia dari laboratorium yang luas sambil mengabaikan bagian terbesar lainnya. Mungkinkan kelalaian seperti ini disebabkan oleh bertambahnya kemajuan?
Kenyataan menunjukkan bahwa kesempurnaan sains material tidak pernah disertai dengan bertambahnya wawasan etis. Kedua bidang ini malah berjalan dengan cara berbeda-beda. Sedemikian besar kesenjangan di antara kedua bidang tersebut sehingga ketika sampai pada taraf kejenuhan, kemajuan satu bidang berarti percepatan dalam kemunduran bidang lainnya.
Seorang profesor Eropa di dalam sebuah konferensi sains yang berlangsung di Tehran berkata, “Dalam bidang moral, barat cemburu kepada Timur karena pencapaian moral orang-orang timur lebih kaya dan lebih halus dari barat. Ketika orang-orang Timur mendapatkan manfaat dari sains dan industri barat, barat juga perlu mengambil manfaat dari pencapaian etika dan tata susila timur”.
Jadi penacapain yang sejati dari sebuah peradaban adalah kombinasi antara, antara pembangunan fidik dan metafisik, antara materil dan spiritual, kehidupan dan etiaka moral, ilmu dan amal, keyakuanan serta aplikasi dari keyakinan itu. Sehingga tidak adanya ketimpangan dalam menjalani roda kehidupan dan perjalanan peradaban sepanjang zaman. Dan itu semuanya ada dalam sejarah peradaban islam yang bersumber dari kepercayaan kepada Tauhid (monotheism) yang tercatat di dalam Al Quran srta diaplikasikan oleh Rasulullah di alam raya ini. Walluhu A`lam




*Mahasiswa telah menyelesaikan program degree di universitas Al Azhar Fakultas Usuluddin di jurusan Tafsir, dan sekarang sedang melanjutkan ke-program Pasca-sarjana di Institut for Islamic Studies,Abikuria, Zammalik, Kairo, fakultas Dirasah Al Islamiyah.
Qs. 2: 31-35
Qs. 2: 36
Qs. 5: 28-30
Qs. 7: 20-25
Qs. 2: 33
Qs. 2: 36
baca Buku Samuel P. Huntington, The clash of civilization and the remaking of wrld order atau dalam terjemahannya, Benturan antraperadaban dan masa depan politik dunia, CV. Qolam yogyakarta, 2003, hlm. 335
Istilah Peradaban singular adalah istilah yang di kemukakan oleh Samuel P. Huntington dalam bukunya The clash of Civilization and the remaking of world order; Yang arti secara bahasanya adalah : kata kerja Mufrod, tapi yang dimaksudkan dalam peradaba singular adalah Peradaban yang memiliki konsep, pandangan hidup serta budaya dan tatacara kehidupan pada suatu masyarakat tertentu dalam kehidupan manusia global.
Istilah ini juga dari Huntington , yang makna secara bahasanya adalah : tata bahasa yang berbentuk jama`. Tapi yang dimaksudkan dalam peradaban adalah : masyarakat heterogen dengan pandangan hidup , tatacara, konsep, budaya yang berbeda dibawah sebuah peradaban gelobal. Dan peradaban ini biasanya menimbulkan benturan karena memiliki presepsi, konsekwensi , terminology dan lain-lain yang berbeda. Yang walaupun secara definisi global memiliki tujuan yang sama.
Istilah ini juga dari Huntungton yang bermaksud adalah peradaban yang meliputi semuanya atau seluruhnya di dunia ini. Ide ini mengimplikasikan adanya pandangan umum (seluruh masyarakat global) bahwa kehadiran suatu budaya senantiasa tidak dapat lepas dari kemanusiaan dan adanya penerimaan secara umum terhadap nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan orientasi-orientasi’ prilaku-prilaku, entitas-entitas oleh ummat manusia seluruh duni; artinya adanya pandangan umum terhadap sebuah nilai kebenaran, pandangan ini membantah argumentasi yang mengatakan bahwa segala sesuatu itu bebas nilai (free of Value).
Samuel P. Huntington, The clash of civilization and the remaking of wrld order atau dalam terjemahannya, Benturan antraperadaban dan masa depan politik dunia, CV. Qolam yogyakarta, 2003, hlm.
Pada Abad ini (17) barat mengalami revolusi ilmu pengetahuan setelah berabad-abad atau selama rentang abad pertengahan (antara 800-1500 M) Bangsa eropa sangat miskin akan tradisi pembelajaran.
Pemikiran orang Eropa selama Periode ini dipenuhi dengan aneka tahayyul sebagaimana layaknya prilaku orang-orang primitif yang gemar membakar tukang sihir wanita dan bahkan membunuh ilmuwan tanpa dosa.
Al munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Ahmad Warsono Munawwir, Pustaka Progressif, 2002, hlm. 273
abdul Mun`in Anwar, As staqofatul Islamiyah baina Gazwal istigza`, Darul Ma`arif, Kairo, 1987 hlm. 32
.Al-majallatul ‘ilmiyah bil kulliyatil ushuluddin wadda’wah,jami’atu al-azhar bizzaqozig, vol – 9, hlm.34.
Kamus dwi bahasa, bahsa inggris-bahsa melayu edisi ke-2, dewan bahasa dan pustaka Kuala lumpur, 2002, hlm.193 atau jhon m.echols dan hasan sadili, kamus inggris-indonesia PT,Gramedia pustaka utama Jakrta,2003.Hlm 115.
Samuel P. Huntington, The clash of civilization and the remaking of wrld order atau dalam terjemahannya, Benturan antraperadaban dan masa depan politik dunia, CV. Qolam yogyakarta, 2003, hlm.40.
Hamid Fahmi Zarkasy, Cengkraman Barat dalam”pemikiran Islam” Buletin pemikiran dan perradaban Islam (insist), tahun 1/no.01/maret2003.hlm.4.
Michail H.Hart, Senerai seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, Golden book Centre, SDN.BHD. Kuala Lumpur, 2003, hlm 1- sampai selesai pembahasan tentang Nabi Muhammad.
Anwar Jundy, Muhawalatun li bina`i manhajul Islam, jild. 2, Darul Ansar Kairo 1986, hlm. 31
Hamid Fahmi Zarkasy, Cengkraman Barat dalam”pemikiran Islam” Buletin pemikiran dan perradaban Islam (insist), tahun 1/no.01/maret2003.hlm.5.
Pref. Dr. Amier Al Roubaie, ISLAMIA, Majalah pemikiran dan peradaban Islam, tahun 1 No- 4/Januari-Maret 2005, Khairul Bayan 2005, hlm. 11
Muhammad Husein Abdullah, dasar-dasar pemikiran Islam,
Anwar Jundy, Muhawalatun li bina`i manhajul Islam, jild. 2, Darul Ansar Kairo 1986, hlm 31
Anwar Jundy, Muhawalatun li bina`i manhajul Islam, jild. 2, Darul Ansar Kairo 1986, hlm. 31
Qs. 3 : 33
Qs. 71 : 1-3
Qs. 2 : 30
Qs. 2 ; 133-134
Qs. 14 : 5
Qs. 61 : 6
Qs. 14 : 1-3
Baca Buku, Dr. Musthofa As Syiba`i, Akhlaquna Al Ijtimaiyah, Daru Waraq, 1998
Baca buku, Dr.Mansur Muhammad Hasbi An Naby, Al Quran Wal Ilmu Al Hadts, Darul Maarif, 2002
Baca buku Dr. Solahuddin Sayyid Abu Ala, Al Izzatul Qurany Fi kauniyati Ziraah, Daru Al Syaa`b 2001
Qs. 95 : 5
Lihat AL IKHWAN. NET, Rabu, 07 Desember, 2005
Majalah Pemikiran dan peradaban ISLAMIA, THN I No 3, september – novenber 2004, hlm 82 -83
Lihat AL IKHWAN. NET, Rabu, 07 Desember, 2005
Untuk lebih jelasnya baca, Majalah Pemikiran dan peradaban ISLAMIA, THN I No 3, september – novenber 2004, hlm 84
Ibid hlm 84
Ibid hlm 85
Lihat AL IKHWAN. NET, Rabu, 07 Desember, 2005
Dr. Hasanain Bathh, Anatomi Orientalisme (terjemahan), Menara Kudus Jogkjakarta 2004, hlm. 29-30
http://www.irie.ir/worldservice/melayuRADIO/misionaris/01misionaris.htm#provinsi%20BUSHER
Op-set
Dr. Hasanain Bathh, Anatomi Orientalisme (terjemahan), Menara Kudus Jogkjakarta 2004, hlm. 29-30
Untuk lebih mendalamnya baca buku `ISLAM LIBERAL’ pada kata pengantarnya
Didalam buku, Yusuf Al Qordowi, Al Islam Hadhoratul Ghad, Maktabah Wahbah, Kairo.... menjelaskan tentang perbedaan antara peradaba Islam an barat.
ISLAMIA, THN I NO. 4 / JANUARI-MARET 2005, Hlm. 97-98
ISLAMIA, THN I NO. 4 / JANUARI-MARET 2005, Hlm. 97-98
Untuk lebih memahimi teori ini silakan baca di buku, Michail H.Hart, Senerai seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, Golden book Centre, SDN.BHD. Kuala Lumpur, 2003, hlm, 369
AL-IKHWAN. NET – Rabu, 07 Desember 2005
ISLAMIA, THN I NO. 4 / JANUARI-MARET 2005, Hlm. 104
Manifestasi modernisme pertama kali muncul di inggris pada abad ke 18 yang di kenal dengan masa revolusi industri
Michail H.Hart, Senerai seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, Golden book Centre, SDN.BHD. Kuala Lumpur, 2003, hlm, 340
ISLAMIA, THN I NO. 4 / JANUARI-MARET 2005, Hlm. 105
Ibid, hlm 105
Ibid, hlm 39
Op-set, hlm 39
Op-set, hlm 42
Op-set , hlm 43
Kamus bahasa inggris longman, hlm 285
Dr. Muhammad Husaini Ismail, Alislam Wal Ghorb, maktabah Wahbah, Kairo 2005 hlm, 127
Ibid halm 128
Lembaga ini didirikan pada taggal 27 desember 1945, yang mana tujuan utamnya adalah memberikan pinjaman kepada negara-negara yang memerkan, dan membentuk ketergantungan ekonomi negara miskin terhadapnya. Lihat , Dr. Muhammad Husaini Ismail, Alislam Wal Ghorb, maktabah Wahbah, Kairo 2005 hlm, 129
Diririkan pada tahun 1945, lihat Ibid.
Didrikan pada tahun 1947. lihat, Ibid
ISLAMIA, THN I NO. 4 / JANUARI-MARET 2005, hlm 48
Sayid Mujtaba Rukni Musawi Lari, PERADABAN BARAT DALAM KACAMATA ISLAM, atau bisa dilihat dalam bahasa inggrisnya, Western Civilisation Through Muslim Eyes
http://www.irie.ir/worldservice/melayuRADIO/misionaris/01misionaris.htm#provinsi%20BUSHER

No comments: