Sunday, February 25, 2007

DIBALIK GERAKAN MODERNISASI BARAT

DIBALIK MODERNISASI BARAT
Analisa epistemology historis
OLEH : MUHAMMAD JAMALUDDIN

Modernisasi Barat yang mencapai kegemilangannya pada abad 18 M setelah mengalami proses pencerahan (Renassance) dan setelah mengalami abad kebodohon (Dark ages) selama ribuan tahun (1000 thn) . kini barat mengalami perubahan yang sangat menakjubkan.
Gerakan modersnisasi yang diawali dengan filsafat mekanika ini membawa Barat kepada kehidupan baru yang lebih modern dan bertehknolgy yang dapat mempengaruhi dunia secar global, bukan saja dari sisi pembangungan material, struktur dan infastruktur tapi juga perubahan metode berfikir, gaya hidup ( life style), cara perpakaian, berpolitik, berekonomi hingga bergeser kepada cara sudut pandan serta pandanagn hidup masyarakat sehingga mengelami terkikisnya kryakinan serta keimanan seseornag .
Perubahan-pereubahan itu pada satu sisi memberikan keuntungan kepada manusia, serta dapat menikmati fasilitas modern yang memudahkan segl urusan. Namun pada sisi lain yang tidak boleh dipandang remeh adalah efek negatif dari modernisasi yang masuk pada wilayah teologi yang menjadi sebuah pemahaman modernisme yang merubah cara sudut pandang ketuhanan dan agaman menurut cara sudut pandang modern serta visi dan misi para pengusung gerarkan modernisasi barat.
Pergeseran aqidah dan berubahnya cara sudut pandang adalah hasil adapsi modernisasi Barat yang menggiurkan. Karena orientasi modernisasi Barat memiliki terminilogi khusus yaitu modernisasi paham Agama. Seperti yang di ungkapkn oleh Muhammad Hamid An Nashir, “yaitu sebuah sudut pandang religus yang disandari oleh keyakinan bahwa kemajuan ilmiyah dan budaya modern membawa konsekwensi reaktualisasi sebagai ajaran keagamaan tradisional mengikuti displin pemahaman filsafat ilmiyah yang tinggi”
. Cara sudut pandang barat tentang agama disamakan dengan cara pandang mereka tentang filsafat yang sennatiasa berubah ubah sesuai dengan perkembangan gaya berfikir dan zaman. Sehingga definisi modern yang di buat oleh barat sesuai dengan keinginanan dan orientasi mereka. Secara etimologi barat mendfinisikannya “using news style or ways of thinking” atau “ to change so that it use new equipment or new ideas”
Definisdi diaatas memiliki makna yang komprehensif yang bukan saja berhubungan dengan perubahan gaya hidup (life style) atau perubahan alalt-alat kuno menjadi modern, akan tetapi juga perubahan cara berfikir (new ways of thinking) dan perubahan cara sudut pandang (new ideas). Dari sinilah dapat kita ketahui bahwa stresing utama modrenisasi Barat adalah perubahan cara sudut pandang terhadap agama, karena historis munculnya modernisasi adalh penolakkan masyarakat barat terhadap Agama khususnya agama kristen dan yahudi pada saat itu. Yang disnggapnya sangat kuno dan tidak ilmiyah serta irasional.
Pergulatan antara gereja dengan gerakan reformasi modern melahirkan pengaruh yang sangat kuat pada agama nasrani itu sendiri sehingga menimbulkan pertarungan fisik antara pihak gereja dan pendukung modersisasi. Yang memenelan korban jiwa, berbagai penyelidikan , talah melakukan pembakaran brutal terutama sekali terhadap para tokoh pemikir dan para ulama , sekitar 18 tahun, dari tahun 1481 tim itu 9pendukung gerakan modernisme) telah berhasil mebakar hidup-hidup 10. 220 orang dan mebantai 61.860 lainya, 970.23 lainya mereka siksa bahkan merekapun membakari kitab-kitab taurah berbahsa ibrani.
Benturan pemikiran dan benturan fisik yang terjadi di barat pada saat munulnya modernisasi, sebab utamanya adalah dimana kalangan modrenis menganggap bahwa gereja membekukan otoritas intelektual dan segala kebijakan gereja menjadi kebenaran absolut, agama mereka tudsk memberi posisi kepada akal, dan mereka mengangap bahwa ajaran agama kristen sudah kuno, kolot yang tidak sesui dengan perkembangan zaman, mestinya kita bisa mengikuti perkembangan zaman., seperti yang di katakan oleh tharnon Store, salah seorang penulis inggris berkata, “modernisasi sendiri adalah sebuah upaya yang di kerahkan oleh sekelompok pemikir dalam mengetengahkan realitas ajaran agama nasrani dalam modus ilmu pengetahuan modern, kita sekarang tidaklah mengenakan pakaian kakek-kakek, kita tidak berbiara dengan bahasa mereka kta tidak percaya bahwa bumi adalah pusat orbit matahari seperti yang mereka percayai, kenapa dalam ajaran ketuhanan mengajarkan kita untuk menggunakan cara befikir yang sudah kolot, celakalah ajaran gereja yang menutup mata dan tidak mau melihat kenikmatan ilmu pengetahuan modern”
Awala dari ketidak percayaan masayrakat Barat terhadap gereja adalah bermula pada problem teks bible siapa yang menuslis bible itu (Who Wrote the bible?) sebenarnya, kemudian hubungan antara teks bible dan sains, walaupun interpretasi bible secara rigid dan litreral dengan dukungan teology sekalipun masih belum mampu menghadpi perkembangan sains yang terjadi diluar gereja. Salah satu contoh ketidakmampuan gereja mengahdpi sain adalah pernah menghukum ilmuwan seperti Galileo Galilei (1564-1642)karena mengekspose teori “ bahwa matahari adalah puasat tata suriya (heliocentric). Hal itu dilakukannya untuk mempertahankan hegemoni kekuasaan gereja – yang memili doktrin bahwa gereja tidak pernah salah (Infallibility) karena merupakan wakil kristus dimuka Bumi.

Otoritas gereja yang tidak ilmiah ini membuat masyarakat berontak, dan pada perkembambangannya gereja akur dibawa arus modernisasi barat yang mengakui dinamis Agama serta elastisnya didalam mengahadpi perkembangan zaman dan melakukan keritik terhadap ajaran Taurat dan injil dalam bingkai penelitian yang mereka sebut kritik historis. Pendeta luis dalam bukunya, Injil Markus, Matius dan Lukas yang muncul tahun 1907 menyatakan, “sesungguhnnya injil dengan wujudnya sekarang mengandung banyak takhyul dan dongeng, oleh sebab itu tidak mungkin berasal dari kalimat Allah yang suci, termasuk ajarannya yang bersifat goib dan supra natural”.
. karena meraka meragukan kebanaran injil dari dari hasil kritik sejarah yang dilakukan, maka muncullah pemikiran dinamis terhadap Agama, lalu berakhir pada munculnya pemikiran bahwa kebenaran itu bersifat relatif saja, lebenaran yang subjektif bukan objektif dari sudut pandang Agama itu sendiri.

Mengingat begitu hebatnya kontroversi teologis kiristen dan trauma barat terhadap hegemoni gereja ketika mereka memgang eksklusivisme teologis, bias dipahami jika mereka lebih menyukai pengembangan paham pluralisme agama.. problem teologis Kristen, problem teks bible, dan juga pengalaman masyarkata barat dengan hegemoni gereja yang membuat mereka tarumatis, yang bukan saja kepada agama Kristen tapi juga kepada agama-agama yang lain termasuk Islam yang dianggapnya sebagai penghalang perkembangan modernisasi. Kerana kondosi traumatis ini, lantas mereka melakukan peruhan terhadap agama, seprti menempatkan Agama Kristen sebagai agama personal dan membatasi wilayah kekuasaanya, dan melakukan proses libralisasi serta merubah (dekontrusi) besar-bsaran terhadapa doktrin Kristen. Dalam bidang politik, mereka melahirkan kosep sekularisme, dalam bidang teology, mereka mengembangkan konsep teologi terbuka (inklusif) dan persamaan (pluralis), yang menolak kleim Kristen sebagai satu-satunya Agama yang benar. Dalam bidang organisasi keagamaan, mereka menghantam 'formal Religion' dan mengembangkan konsep agama sebagai aktivitas, dalam bidang kajian kitab suci, mereka mengembang metode interpretasi 'hermeneutika' yang mendekontruksi konsep bible sebagai "the words of God" dan mengembangkan metode historical criticism (kritik Historis) terhadapa Bible.
Proses modernisasi yang dilakukan Barat adalah usaha memodernisasikan agama, yangs esuai dengan keinginan serta kebutuhan Manusia, jadi Agama yang mesti mengikuti perubahan dan perkembangan Zaman, jika teks Agama (kitab suci) tidak sesuai dengan konteks Zaman, maka teks itu tidak perlu dipakai, bahkan melakuka dekonstruksi teks agar sesuai dengan konteks Zaman.
Bagi mereka ( barat) yang tidak melakukan perubahan terhadap Agama yangs esuai dengan modernisasi, maka dituduhnya sebagai Fundamentalis agama, yang dianggapnya sebagai agama trdisional yang benci terhadap modrenisasi dan perkembangan. Maka dibuatlah definisi fudamentalis menurut Barat Adalah 'masyarakat beragama yang benci terhadap modern'. Seperti yang didefinisikan oleh sebagia pemikir barat, Karen Amstrong memandang fundamentalisme sebagai bentuk spiritualitas yang disajikan untuk melawan (embattled), yang muncul sebagai respon atas krisis yang dirasakan.
Di sini nampak apa yang dimaksud Karen adalah bentuk kekhawatiran bahwa modernitas akan mengikis bahkan memberangus keyakinan (relegius) dan moralitas, Adapun Bruce Lawrence dalam bukunya Defenders of God: The Fundamentalist Revolt Against the Modern Age lebih memilih untuk mendefinisikan fundamentalisme sebagai usaha penegasan otoritas keagamaan yang holistik dan absolut, yang tidak memberikan tempat bagi kritisme serta reduksi; usaha ini diekspredikan lewat tuntutan kolektif agar prinsip-prinsip ketaatan dan etika spesifik yang diambil dari teks suci sedata umum dikenal dan secara legal dijalankan.
Sedangkan Jeffrey K. Hadden dan Anson Shupe dama buku mereka Secularization and Fundamentalism Reconsidered cenderung melihat fenomena fundamentalisme sebagai sebuah pernyataan terhadap otoritas yang diklaim ulang berlandaskan tradisi suci untuk digunakan sebagai (obat) penangkal bagi masyarakat yang telah menyimpang dari tambatan budayanya.
.
Dari sinilah kita dapat mengetahui bahwa anggapan Barat terhadap agama adalah suatu hal yang memomokan yang menkutkan, karena irasinal, kolot, bodoh, pritif, dan lain.
Jika modernisasi Barat yang melahirkan plurislisme agama, sekularisme, dekonstruksi teks kitab suci, hermenuitika lahir karena trauma masyarakat Barat terhadap doktrin gereja masyaraat Barat yang telah terjadi sejak berabad-abad lampau dan dikembangkan dalam diskursus keagaman modern masyarakat barat, maka sungguh aneh jika kemudian ummat Islam ikut mengusung paham modernisme dan mencari-cari akarnya dari teologis islam. Karena sejarah teology dan perkembangan sains di dunia Islam tidak seperti apa yang dialami oleh Barat, dan tidak dalam sejarah bahwa Islam menentang sain dan ilmu pengetahuan, bahkan islam adalah pioneer sains modern. Seorang penulis yang bernama Seeger Bedhoneka berkata: `Fitrah Ilmiyah yang benar-benar Ilmiyah ini yang membuat anak-anak Gurun sahara bangkit, suatu kebangkitan ilmu yang nyata dan paling menakjubkan serta mengagumkan dalam sejarah kemajuan akal Manusia. Kepemimpinana anak-anak gurun sahara yang memblokakade bangsa-bangsa berperadaban kuno, mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki peadaban lain dalam bidangnya dan bangsa-bangsa bodoh kala itu berdiri terheran-heran melihat mu`jizat akal yang luar biasa ini bahkan mereka bingung memikirkan sebab dan bentuknya’. Lebih lanjut ia berkata : `Bangsa Eropa benar-benar berhutamg budi pada bangsa Arab dan peradaban mereka. Hutang yang melingkari leher bangsa eropa dan benua lainnya sangat besar’.
Seorang peneliti jerman Ny. Dr. Zigrid Hunakeh dalam bukunya “Kebudayaan Islam di Eropa” menyiinggung berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan industri kaum Muslimin. Beliau dalam Mukaddimah bukunya menulis: `Meski dunia islam timbul di Eropa sepanjang 1400 tahun, namun berbagai informasi mengenai peradaban Islam sanat sedikit mereka peroleh (ketahui) bila dibandingkan dengan peradaban lainnya, meski demikian, kebanyakan informasi menganainya (islam) adalah salah... Dan ini merupakan dosa orang barat dalam sejenis penulisan sejarah, yang senantiasa mencegah (menghindar) menjelaskan hakikat. Para penulis sejarah kristen sengaja melakukan penyelewengan yang srius terhadap kaum Muslimin, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang besar berupa peradaban Islam nampak menjadi remeh dan tidak ada artinya sama skali. Bahkan para penulis sejarah yang baru, juga melakukan tehnik meremehkan semacam ini, sekecil apapun konspirasi yang nampak mereka tutup mulutdan membiarkan hal itu terus berlanjut’.
Pengakuan Ilmuwan Barat diatas adalah membuktikan bahwa islam sanat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan karena memang landasa dasar wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammd sebagai pembawa risalah berperdaban adalah Ilmu pengethuan (lihat Surat al Alaq 1-5). Jadi tidak benar jika Barat menuduh Islam anti dengan perkembangan ilmu pengetahuan kerena tidak berdasarkan argumentasi historis yang jujur, jadi yang benar adalah Barat ingin merusak doktrinitas Islam dengan slogan modrnisasi,... Hati.... hati jangan bangga dengan kata modern apalagi modernisme.

Muhammad Hamid An Nahsir, Modernisai Islam, Darul Haq Jakarta 2004, hlm 181
longman Dictionary, England 2002 hlm 425
Muhammad Hamid An Nahsir, Modernisai Islam, Darul Haq Jakarta 2004, hlm 181
ibid hlm 186
Redaksi asli dari pernyataan Karen Amstrong sebagai berikut : embattled forms of spirituality, which have emerged as a response to aperceived crisis. (dikutip dalam : http://www.religiustolerance.org/reac_ter9.htm).
. Berikut Bruce Lawrence menulis : The affirmation of religious authority as holistic and absolute, admitting of neither criticism nor reduction; it's expressed through the collective demand that spesific creedal and ethical dictates derived from scripture be publicly recognized and legally enforced (dikutip dalam http://religionmovements.lib.virginia.edu/nrms/ fund.html).
. Berikut Jeffrey K. Hadden dan Andson Supe menulis : a proclamation of reclaimed authority over a sacred tradition which is to be reinstated as an antidote for a society that has strayed from its cultural moorings. (dikutip dalam http://religionmovements.lib.virginia.edu/nrms/ fund.html).
Dr. Hasanain Bathh, Anatomi Orientalisme (terjemahan), Menara Kudus Jogkjakarta 2004, hlm. 29-30
http://www.irie.ir/worldservice/melayuRADIO/misionaris/01misionaris.htm#provinsi%20BUSHER


No comments: