Semenjak runtuhnya kerajaan ustmani abad ke 17 M. dan bangkitnya peradaban barat, Islam mengalami problematika internal dan eksternal yang sangat rumit. Problematika-problematika itu meliputi, akidah, ekonomi, politik pemikiran dan pendidikan.
Didalam kekalutan problematika internal yang dialami oleh masyarakat Islam, barat menggunakan kesempatan untuk segera melebarkan sayap hegemonitas tehadap dunia Islam dengan menggunakan seluruh peluang dan fasilitas yang ada demi mewujudkan orientasi penguasaan terhadap dunia umumnya dan Islam khususnya.
Tekanan dari luar dan konflik internal menjadikan umat Islam hingga hari ini belum mampu bangkit dan berjalan tegak seperti masa kejayaan Islam dahulu, sehingga perlunya gagasan baru untuk mewujudkan cita-cita Islam sebagai peradaban masa depan dunia. Dan tentu dalam mewujudkannya membutuhkan generasi yang memiliki visi-misi yang sama untuk menyatukan barisan Ummat.
Kondisi global Umat Islam : sebuah problema
Apabila melihat kondisi realitas umat Islam secara global saat ini, maka akan di sodorkan kepada dua opsi persepspsi yang bereda. Pertama, satu sisi umat Islam berada dalam kondisi memprihatinkan, kedua, di sisi lain Islam sedang menuju kebangkitan.
Kondisi memprihatinkan yang dimaksudkan penulis, adalah dimana hampir seluruh aspek kehidupan umat Islam saat ini dibawa cengkraman Barat, baik dari sisi ekonomi, politik, pemikiran, sistem, pembangunan struktur dan infrastruktur serta lain-lain-nya, seakan terjadi stagnan sirkulasi darah dalam tubuh umat Isalam.
Dalam realitas yang lain, Islam mulai menyadari untuk segera bangkit dan mengatur srategi agar bias keluar dari kondisi kritis ini. Usaha umat Islam ini dinilai oleh Barat sebagai kebangkitan kembali Islam yang menjadi musuh dan tantangan baru bagi peradaban barat; Sebab itu, sebelum gerakan kebangkitan Islam menjadi mekar, para orientalis konfrontasionalis seperti Bernard Lewis, Samuel P. Huntington, Martin Indyk, Amos Perlmutter, Daniel Pipes, Mortimer Zulkerman, Richard nixon, Walter Mcdougall, Jonathan Paris, Judith Miller, Kirkpatrick, Robert satlof, dan lain-lain menasehati amerika dan barat secara global untuk segara di hancurkan sejak dini.
Kesatuan cara pandang dan kerja kolektif : problem solving
Ketika penulis menghadiri sebuah acara seminar umum tangggal 23 februari 2008 di auditorium Masjid Jala` Ramses Kairo yang bertemakan Mubassyrât Intishôr al-islâm (kabar gembira tersebarnya Islam), Dr. Muhammad Imarah, intelektual Islam kontemporer asal Mesir sebagai presentator utamanya menjelaskan perkembangan Islam secara umum, di negara-negara Eropa khususnya.
Beliau menjelaskan secara terperinci tentang perkembangan Islam di beberapa negara Eropa dan Amerika, seperti Prancis, Jerman, Ingggris, Roma dan lain-lain. Daintara yang dijelaskannya adalah tentang negara-negara Eropa dan Amerika yang telah disebutkan diatas, dimana data statistika menunjukan jumlah penduduknya yang masuk Islam pertahun semakin meningkat. Dengan angka total beliau menyebutkan bahwa sebanyak-+ 20 juta jiwa pertahun yang masuk Islam dari jumlah penduduk dunia.
Disamping itu beliu juga menjelaskan bahwa agama Kristen di Barat hanya dijadikan simbol yang tidak bisa berbuat apa-apa. Hal itu terlihat banyaknya gereja-gereja yang di jual sehingga statusnya diganti menjadi Bar, Restoran, tempat shoping dan lain-lainya. Sebab itu Barat secara Umum dan Kristen secara khusus takut dengan dengan realitas perkembangan Islam. Bahkan salah satu yang ditakuti oleh Paulus selain berkembangnya faham liberalisme adalah meningkatnya jumlah transmigran muslim ke negara-negara Eropa.
Pada akhir presentasenya, Dr. Muhammad Imarah menyimpulkan dengan optimis menunjukan kemenangan ada di tangan Islam dan kebangkitan kembali peradaban Islam, bahkan dengan kalkulasi angka beliau menunjukan bahwa dalam jangka waktu maksimal 100 tahun peradaban Islam akan muncul kembali dan melumpuhkan peradaban Barat hari ini, dengan sebuah argumentasi sederhana, Islam adalah agama yang memiliki pondasi dan ciri khasnya sendiri, Ummatnya telah mengukir sejarah kegemilangan berabad-abad lamanya, ini bukan fiktif, tapi merupakan realita sejarah. Disamping itu kita adalah Umat yang satu.
Kemenangan Islam dan bangkitnya kembali peradaban Islam seperti yang dijelaskan oleh Dr.Muhammad Imarah diatas membutuhkan kerja kolektif dalam kesatuan fremawork berfikir dan cara pandang. Sebab itu penulis melihat dimana keterpurukan Ummat Islam hari ini karena perbedaan cara pandang dalam hal-hal yang fundamental, cara pandang yang bertentangan dengan pandangan hidup Islami (Islamic Wolrdview), sehingga menyebabkan perpecahan dan mengabaikan kerja kolektif (Amal Jamâ`i) antarsesama Muslim.
Disini penulis ingin menjelaskan kasatuan cara pandang umat Islam dalam hal-hal yang fundamental, sebagai langkah menyatukan barisan demi terwujudnya kembali peradaban Islam sebagai peradaban global. Dengan itu penulis akan membagi dua pembahasan utama sebagai problem solving dari persoalan-persolan umat yang telah disebutkan diatas. Pada GAGASAN MEMBANGUN PERADABAN ISLAM (2)
Wednesday, January 19, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
salam sejahtera.. ana ucapkan
mengapa Islam selalu tidak cocok dengan dunia....?
THE GOLDEN RULE, by Ali Sina
Prinsip Abadi/Prinsip Emas
Baik buruk tindakan manusia diukur dari patokan2 abadi, yaitu prinsip2 masuk akal yang disetujui secara universal. Inti Prinsip Abadi ini adalah “Perlakukan orang sebagaimana kau ingin diperlakukan.” Melalui prinsip ini kita tahu bahwa mencuri tidak baik, membunuh tidak baik, memperkosa tidak baik, kemurahan hati baik, pengampunan baik dsb dsb …
Setiap agama/ajaran memiliki cara tersendiri dalam menerapkan konsep simpel ini. Seperti contoh2 dibawah ini:
Kepercayaan Bahá’í : “Pilihlah bagi tetanggamu hal yang kau pilih untuk dirimu.” Dari Epistle to the Son of the Wolf
Brahmanism: “Ini tugasmu: Jangan perlakukan orang sebagaimana menyakitkan jika diterapkan padamu”. Mahabharata, 5:1517
Buddhism: “…suatu keadaan yang tidak menyenangkan, bagaimana saya dapat melakukan yang sama terhadap orang lain ?” Samyutta NIkaya v. 353
Jangan sakiti orang sebagaimana itu akan menyakitimu.” Udana-Varga 5:18
Kristen: “Perlakukan orang sebagaiamana kau ingin diperlakukan: inilah hukum bagimu.” Mateus 7:12.
“Dan sebagaimana kau ingin orang memperlakukanmu, dengan demikian pula kau harus memperlakukan mereka.” Lukas 6:31.
“…jangan melaksanakan hal yang kamu benci…”, Injil Thomas 6.
Confucianism: “Jangan melakukan terhdp orang apa yg kau tidak ingin mereka lakukan padamu. Dialects 15:23
“Ze-Gong bertanya, ‘Apakah ada satu kata yg bisa merangkum prinsip kelakuan manusia ?’ Confucius menjawab, ‘Kata ‘xu’ — resiprositas. Jangan berlakukan terhdp orang lain apa yg kau sendiri tidak suka.’” Doctrine of the Mean 13.3
“Upayakan sebisa mungkin utk memperlakukan orang spt kau ingin diperlakukan, dan kau akan menemukan jalan terpendek menuju kebajikan.” Mencius VII.A.4
Mesir Kuno: “Lakukan bagi orang lain apa yg kau inginkan terjadi padamu.” The Tale of the Eloquent Peasant, 109 – 110 Translated by R.B. Parkinson. The original dates to 1970 to 1640 BCE and may be the earliest version ever written.
Hindu: “Kau tidak boleh berlaku pada orang lain yg tidak kau sukai sendiri.” Mencius Vii.A.4
“Inilah kesimpulan Dharma [tugas]: Jangan perlakukan orang lain shg menyakitkanmu jika itu dilakukan padamu.” Mahabharata 5:1517
Humanisme: “(5) Humanis mengakui interdependensi sesama manusia, kebutuhan bagi kehormatan sesama dan persaudaraan seluruh umat manusia.”
Jainisme: “Dlm kebahagiaan dan penderitaan, dlm kesenangan dan kesedihan, kami harus menganggap semua mahluk hidup spt kami menganggap diri sendiri.” Lord Mahavira, 24th Tirthankara
“Seseorang harus memperlakukan semua mahluk spt ia sendiripun ingin diperlakukan. “Sutrakritanga 1.11.33
Judaisme: “…cintailah tetanggamu spt kau mencintai diri sendiri”, Leviticus 19:18
“Apa yg kau benci, jangan perlakukan terhdp orang lain. Ini hukum (paling penting).” Talmud, Shabbat 31a.
“And what you hate, do not do to any one.” Tobit 4:15
dsb dsb …
PENGECUALIAN:
Namun ada pula pengecualian terhadap prinsip universal diatas tersebut. Ini dianut oleh:
SATANISME :
Anton Szandor LaVey, pendiri Church of Satan, menulis 2 daftar pola kelakuan yang dituntutnya dari pengikutnya. Nomor 4 dan 5 dari ke Sembilan Pernyataan Satanisme adalah:
4. Setan mewakili kemurahan hati kepada mereka yang patut menerimanya daripada menghabiskan waktu mencintai mereka yang tidak patut.
5. Satan mewakili dendam dan bukan memaafkan.
Ke Sembilan Dosa Satanisme:
3. Solipsisme – bisa sangat bahaya bagi para Satanis.
Para pengikut Satanisme harus memberlakukan diktum “Perlakukan orang sebagaimana mereka memperlakukanmu.” Ini menuntut kerja keras dan sikap waswas dari kita semua agar kita tidak lengah melorot ke ilusi bahwa semua orang seperti kamu …”
Nah, saudara pembaca, Islam mirip dengan Satanisme. Islam tidak tunduk kepada Prinsip Abadi/Prinsip Emas. Hanya satu prinsip dalam hadis yang mengatakan:
“Tidak ada dari kalian yang benar2 percaya (pada Allah) kecuali menginginkan bagi saudara (MUSLIM) nya apa yang ia inginkan bagi dirinya sendiri.” [Nomor 13 dari 40 hadis Imam "Al-Nawawi."]
Post a Comment