Sunday, April 26, 2009

Bagaimana Seorang Muslim Memandang Al-Qur'an?

Al-Qur`an yang sejak lama dihujat oleh orang yang tidak percaya dengan ajaran Rasulullah, bahkan semenjak al-Qur`an dijadikan mu`jizat terakhir yang diberikan kepada Nabi Muhammad, adalah orang-orang musyrik Quraisy dan kalang munafik yang menentang otentisitas al-Qur`an semasa Rasulullah Saw.

Pada dinasti Umayyah, hujan hujatan terhadap al-Qur`an semakin tajam, adalah Leo III (1717-1741 M) Salah seorang dari kalangan Kristen, yang mengatakan bahwa al-Qur`an adalah karangan Nabi Muhammad, Johannes dari Damaskus ( ± 652-750) menghujat al-Qur`an dengan mengatakan bahwa semuanya adalah cerita bodoh, Abdul Masih al-Kindi ( ± 873 ) salah satu penganut Kristen Nestoria. Al-Kindi menyimpulkan orang yang percaya Al-Qur'an berasal dari Tuhan adalah orang yang sangat tolol, Ricoldo da Monte Croce (Ricoldus de Monte Crucis), seorang Biarawan Dominikus. Ia memandang, bahwa yang mengarang AI¬-Qur'an sekaligus membuat Islam adalah setan, Martin Luther (1483-1546) Me¬nurut Luther, Mohammed, Al-Qur'an dan orang-orang Turki semuanya adalah produksi setan.


Pada abad modern dan post modern lahir penghujat al-Qur`an dari pemikir Islam sendiri yang berasaskan pada pandangan orientalis barat. Pada abad ini al-Qur`an tidak lagi dianggap sebagai sesuatu hal yang sakral dan suci, melainkan sama seperti manuskrip-manuskrip biasa yang tidak luput dari kesalahan.


Pandangan ini berawal ketika mereka melakukan keritik terhadap teks-teks bible yang mengalami problem di dunia kristen barat. kemudian masuk ke wilayah teks Al Quar`an yang dianggap sama dengan teks bible. Mereka memandang teks Al Quran sama dengan teks bible sehingga harus di rekostruksi dengan merubah interpretasinya sesuai dengan kebutuhan manusia dan kondisi Zaman. Tokoh Orientalis yang mempelopori pemikiran ini adalah Arthur Jeffery orientalis post-Modern. Ia mengatakan: "Kita membutuhkan tafsir kritis yang mencontoh karya yang telah dilakukan oleh orientalis modern sekaligus menggunakan metode-metode penelitian kritis modern untuk tafsir al-Quran. Pemikiran ini kemudin diusung oleh intelektual Muslim Abid Al Jabiri dalam bukunya “kritik Nalar Arab (Critique de la Raison Arabe) memandang bahwa teks apaun harus mengikuti zaman dan kebutuhan Manusia.


Nasr Hamid Abu Zaid melata orientalis modern Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (November 21, 1768 – February 12, 1834) yang menganggap bahwa al-Qur`an sama dengan kitab-kiatb lainnya. Konsep Nasr Hamid ini membawa dampak pada metode penafsiran teks al-Quran, dimana ia mengancam keras metode tafsir Ahlu Sunnah yang menempatkan hadith Nabi saw Sebagai penafsir utama ayat-ayat al-Quran. Jika Bible memiliki pengarangnya masing-masing, maka Nasr Hamid mencoba menempatkan Nabi Muhammad saw dalam posisi “seperti” pengarang al-Quran. Bagi Nasr Al-Qur`an hanya berupa teks sama seperti teks-teks kitab-kitab lain yang perlu di interpretasi dalam bentuk sosial kehidupan masyrakat.
Ali Harb dari libanon yang menganggap, bahwa tidak ada bedanya antara teks Alquran atau hadits dengan teks-teks lain, karena sama-sama berbentuk bahasa yang disusun dalam realitas yang dialogis/dialektis dengan realitas dan sama-sama berpotensi mengandung penilaian sehingga karenanya juga berpotensi menghijab nalar (kebenaran) yang tidak diungkap dalam teks tersebut. Padahal, nilai (kebenaran) yang tidak dimuat teks tersebut dikandung oleh teks lain. Sedang al-Arkoun memandang bahwa al-Qur`an perlu tafsir kritis.


Dengan fenomena diatas, penulis ingin mengajak seluruh ummat Islam untuk segera kembali kepada cara pandang Islam dan Muslim terhadap al-Qur`an sekaligus bagaimana seharusnya Ummat Islam berinteraksi dengan al-Qur`an.

Muslim dan cara pandang terhadap Al-Qur`an

Pertama. Al-Qur`an merupakan kitab Allah Swt yang terdiri dari kalimat-kalimat yang di sampaikan kepada Rausul-Nya yang terakhir. Kalimat-kalimat al-Qur`an seratus persen bersumber seluruhnya dari Allah Swt secara lafal dan ma`nanya.
Al-Qur`an telah diwahyukan kepada Nabi-Nya Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril. Hal ini disampaikan sendiri oleh Allah Swt, Seperti yang dijelaskan didalam al-Qur`an; inilah suatu Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta di jelaskan secara terperinci yang di turunkan dari sisi Allah yang maha bijaksan lagi maha mengetahui” (QS. Hud, 1), kemudian dalam ayatNya yang lain Allah Berfirman ; Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar di beri Al Quran dari sisi Allah yang maha bijaksana lagi maha mengetahuai” (QS. an-Naml, 6) dan terdapat di dalam firmannya yang lain bahwa Al qu`ar itu memang diturunkan dari diri Allah Swt, bukan perkataan Muhammad atau Manusia apalagi di buat-buat oleh Jin “Dan kami (Allah) turunkan Al Quran itu dengan sebenar-benarnya, dan Al quran itu telah turun dengan membawa kebenaran. Dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan sebagai pembawa berita gembira dan peringatan” (Qs. Al Isra`105) sebahagian Ulama berkata tantang Firman Allah “maka jika di Tanya kepadamu (Muhammad) tentang Ruh, katakankaanlah bahwa ruh itu adalah Urusan Allah” (Qs. Al Isra` 85), sesungguhnya yang di maksud dengan Ruh yang terdapat dalam Ayat diatas adalah al-Qur`an. Karena Ayat-ayat sebelum dan sesudahnya berbicara tentang al-Qur`an. Jadi tidak perlu di ragukan lagi bahwa Ruh (alquran) adalah bersuber dari Allah Swt.


Dari ayat – ayat al-Qur`an diatas dengan menggunakan cara sudut pandang kita sebagai Muslim tentu meyakini secara total seratus persen bahwa al-Qur`an merupakan kalimat-kalimat Allah Swt yang bukan rekayasa manusia atau Nabi Muhammad yang mengajarkan kitab Al Qur`an tersebut kepada manusia. Akan tetapi Al-Qur`an merupakan ruh Rabbaniyah yang menghidupkan akal pikiran dan hati, serta sebagai Dustur ilahy yang mengatur kehidupan manusia secara individu dan masyarakat.


Keyakinan seorang Muslim terhadap al-Qur`an sebagai firman Allah Swt secara Lafal dan makna, merupkan bukti dari keiman serta keyakinannya terhadap kitab Allah tersebut, dengan keyakinan itu, seorang Muslim tidak akan ragu dengan kebanaran-kebenaran yang terkandung didalamya untuk di jadikan petunjuk (hudan), undang kehidupan (dusturul Hayat), tatacara kehidupan (manhajul Hayah), serta sumber ilmu pengetahuan (Manbaul Ulûm wal ma`rifah di seluruh aktivitas kehidupan kesehariannya. Allah Swt, berfirman, "itulah kitab Al quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa". (QS. Al-Baqarah, 2)

Kedua, Al-Qur`an adalah kitab yang terjaga (mahfuz), yang dijaga sendiri oleh Allah Swt, (dari penyelewengan dan perubahan-perubahan). Allah Swt, berfirman "sesungguhnya kami telah menurunkan Al Quran dan kami pulalah yang menjaganya".(QS. Al-Hijr, 9).


Ayat diatas menunjukkan bahwa keaslian kitab al-Qur`an tidak perlu diragukan, karena penjagaan keasliannya langsung oleh Allah Swt. Penjagaan al-Qur`an tidak di serahkan kepada seseorang atau pada suatu kaum seperti halnya kitab taurat dan injil yangmana penjagaannya diserahkan kepada kaumnya. Sebagaimana firman Allah yang maknanya"…disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya".(QS. Al-Maidah, 44)
Penjagaan kitab-kitab oleh kaumnya masing-masing menyebabkan banyaknya tangan-tangan jahil yang merubah kitab-kitab tersebut dari aslinya, kemudian mereka berkata, sesungguhnya ini datangnya dari Allah, padahal itu perkataan meraka sendiri, dalam Al- qur`an Allah menjelaskan "kemudian mereka menulis dengan tangan mereka, lalu mereka berkata sesungghnya ini datangnya dari Allah Swt"
Kepalsuan kitab taurat dan injil bisa dilihat dengan banyaknya kitab-kitab injil yang muncul dan hingga saat ini orang barat sendiri masih mempertanyakan siapa yang menulis bible (Who wrote the Bible? by Richard Elliot Friedman, 1987). Perubahan interpretasi tentang biblepun senantiasa berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman dan keperluan manusia.

Ketiga, Al -Qur`an adalah kitab yang mengagumkan. Ia merupakan kitab mukjizat yang diberikan Allah Swt, kapada Nabi Muhammad Saw. Yang didalamnya terdapat keistimewaan yang tidak terhitung dan tidak dapat ditandingi oleh orang Arab dan lainnya.
Dr. yusuf Al Qordhowi menyebutkan syarat-syarat kekaguman Al Qur`an dibanding yang lain sebagai berikut,
Pertama, al-Qur`an adalah kitab argumentatif. Dimana al-Qur`an memiliki argumentasi bagi orang yang mengingkari Serta yang komitment terhadap kebenaran. Sebab itu Al Qur`an sebagi kitab mu`jizat menantang siapa yang mampu membuat (ayat-ayat) seperti Al Qur`an.? Tentu tidak ada yang mampu, walaupun mahkluk jin dan manusia bekoalisi untuk membuat seperti Al Quar`an maka mereka tentu tidak akan mampu.


Kedua, Kitab solutif bagi seluruh permasalahan. Sebagai contoh, orang Arab mempertahankan akidah yang mereka yakini sebelumnya. Akidah yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, tatanan kehidupan yang mereka jalani, serta cara peribadatan yang mereka lakukan. Kemudian datang ajaran al-Qur`an untuk menentang semuanya itu.
Ketiga, bersifat kompetitif. Suatu contoh, andaikata Al-Qur`an turun di Australia dalam bahasa Arab, kemudian meminta orang arab untuk menandingi al-Qur`an itu dan tidak ada seorangpun yang mampu menantangnya, Maka batallah sayarat keagungan (i`jaz) dari Al Qur`an itu, karena adanya halangan geogarfis yang cukup jauh untuk menandinginya.
Ayat-ayat Al Qur`an yang menjelaskan tentang hal-hal diatas seperti dalam firman Allah Swt,

قل لئن اجتمعت الانس والجن على ان يأتوا بمثل هذ القزان لا يأتون بمثله ولو كان بعضهم لبعض ظهيزا

Artinya "Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".( Qs. Al Isra` 88)

Artinya “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”. (QS. Al-Baqarah 23-24)
Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.

Keempat, Al qur`an adalah Kitab yang mudah, memiliki gambaran eksplenasi yang terang dan jelas. Tidak sperti buku-buku filsafat yang memiliki penjelasan yang rumit dan teoritis. Bukan juga seperti buku-buku yang banyak menggunakan simbol-simbol yang tidal langsung kepada pokok pikiran dan inti. Dan lain-lainya. Akan tetapi Al Qur`an dapat dapat dipahami oleh akal pikiran biasa yang tidak perlu merengutkan kening untuk memahami kata-kata dan kalimat yang ada didalamnya. Hal itu karena Al Qur`an datang untuk memebrikan petunjuk kepada seluruh manuisa dengan kalimat-kalimat Allah Swt. Berbicara tentang akal dan hati, perasaan dan diri manusia. Dengannya akal mendapatkan cahaya, hati memperoleh ketenangan, fisik mendapakan energi, yang menghasilkan sinergi untuk beramal.
Allah Swt berfirman didalam Al Qur`an,

ولقد يسرنا القرآن فهل من مدكر
Artinya "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quraan untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (Qs. Al Qomar , 17)


فانما يسرناه بلسانك لعلهم يتذكرون

Artinya "Sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran." (Qs. Al Dukhaan, 58)

انا أنزلنا قرآنا عرابيا لعلكم تعقلون

Artinya "Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya." (Qs.Yusuf, 2)

Kelima, Al-qur`an adalah kitab Agama-agama secara menyeluruh. Ia merupakan tiang dari Agama-agama, yang didalamnya terdapat hal-hal yang berhubungan dengan akiidah, undang-undang (tastyri`), Akhlak, serta kehidupan sosial dan lain-lain.
Sebab itu ketika al-Qur`an turun kepada Nabi Muhammad, al-Qur`an menyeru kepada seluruh Ahlul kitab untuk kembali kepada kalimat yang satu, Yaitu kalimat "tidak ada tuhan yang berhak disembah selaian Allah Swt. Seperti yang difirmanakan Allah Swt.

قل يا اهل الكتاب تعالوا الى كلمة سواء بيننا و بينكم الا نعبد الا الله ولا نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا اربابا من دون الله فان تولو فقوولوا اشهدوا بأنا مسلمون

Artinya "Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri ".
Ajakan diatas hanya terdapat didalam Al Qur`an. Karena Al qura`an turun kepada Islam, dan Islam adalah satu-satunya Agama yang diridhoi oleh Allah Swt sekaligus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana firman Allah Swt,

ان الدين عند الله الاسلام وما اختلف الذين اوتوا الكتاب الا من بعد ما جاء هم العلم بغيا بينهم (ال عمران 19)

Artinya "Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka.
Ayat ini menununjukan bahwa agama yang diridhoi oleh Allah adalh Islam yang kitab sucinya adalah al-Qur`an, bukan kitab-kitab yang lain.

penutup
pandangan seorang Muslim terhadap al-Qur`an tentu berbeda dengan pandangan orientalis Barat yang jelas tidak meyakini al-Qur`an sebagai kitab sacral dan suci.
Islam yang kitab sucinya al-Qur`an mengajarkan ummatnya untuk meyakini sepenuhnya bahwa al-Qur`an adalah kitab Allah Swt, yang cocok untuk setip zaman dan tempat, semenjak diturunkan Allah Swt, hingga hari kiamat.
Semenjak Rasulullah, para sahabat, tabiu tabiin dan para ulama salaf, tidak pernah membincangkan dan mempermasalahkan bahwa al-Qur`an harus dirubah teksnya mengikuti perkembangan zaman dan keperluan manusia. Justeru al-Qur`an yang diyakini seratus persen kalam allah swt, dan diaplikasikan dalam akativitas kehidupan mengantarkan generasi salaf dahulu kepada kejayaan dan berperadaban tinggi.


Sebaliknya, ketika al-Qur`an di marjinalkan dengan mengabaikan ajarannya, ummat islam menjadi mundur dan terbelakang dalam semua lini kehidupan. Catatan sejarah membuktikan bahwa akibat kemunduran dan jatuhnya peradaban islam karena mereka telah jauh dan meninggalkan al-Qur`an.
Generasi khalaf (belakangan) mencari solusi agar ummat Islam bagkit kembali dan menjadikan Islam sebagai peradaban global dengan mengikuti gaya Barat, merubah teks kitab sucinya agar disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan manusia walau hal itu bertentangan dengan teks orisinil kitab yang dipegangnya.


Berbagai macam carapun dilakukan, baik dengan menghantam teks al-Qur`an itu sendiri secara langsung maupun merubah interpretasinya dengan hermeneutika gaya biblenya Kristen.


Mereka telah melupakan fakta sejarah yang mencatat bahwa titik klimak kejayaan islam dengan peradabannya yang tinggi, karena generasinya setia memegang al-Qur`an sebagai pedoman hidup, sebaliknya, kejayaan peradaban barat karena mereka meninggalkan ajaran kitab sucinya yang dianggap bermaslah.

Wallahu a`lam

No comments: